Senin, 14 September 2015

STRATEGI PEMBELAJARAN MODEL WEBBED



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa.
Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antarmata pelajaran.
B.     Tujuan
Tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas makalah mata Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Selain itu juga untuk menambah ilmu serta wawasan mengenai Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Model Webbed
Model webbed (Model Jaring Laba-laba) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik.[1] Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negoisasi dengan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memerhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktifitas belajar yang harus dilakukan siswa.  Jadi model webbed atau jaring laba- laba terimplementasi melalui pendekatan tematik sebagai pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang cenderung dapat disampailan melalui beberapa bidang study lain. Dalam hubungan ini, tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran maupun lintas mata pelajaran.
Model ini disebut juga model spider web, yang artinya jaring laba-laba. Strategi pembelajaran terpadu dilakukan dengan jalan mamadukan berbagai bidang pengembangan anak ke dalam satu kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan dasar sains. Tujuannya ialah mengembangkan dasar sains dengan menggunakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, bahasa, psikologi, dan keterampilan gerak motorik. Diharapkan siswa dapat berkembang dalam kegiatan kognitif seperti : pengamatan, penyelidikan, pengklasifikasian, sebagai hasil eksplorasi dan inkuiri. Keterampilan koordinasi motorik yang berkaitan dengan kemampuan dasar sains dan kosakata bertambah melalui temuan yang diperoleh selama kegiatan berlangsung. Artinya, kemampuan psikososial secara tidak langsung juga meningkat.
B.     Karakteristik Model Webbed
1.      Berpusat pada siswa
Pendekatan ini lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakuakan aktivitas belajar.
2.      Memberi pengalaman langsung
Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3.      Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.      Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini deperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
5.      Bersifat Fleksibel
Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata pelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah dimana meraka berada.
6.      Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat siswa.
7.      Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.
C.    Manfaat Pembelajaran Terpadu Model Webbed
1.      Pengajaran terpadu model webbed merupakan wahana ideal untuk mengangkat realita sehari-hari sebagai tema pembelajaran.
2.      Mengangkat realita sehari-hari dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3.      Pengajaran akan lebih bermakna kalau dimulai dari realita sehari-hari sebagai pengalaman siswa.
D.    Tahapan Perencanaan Pembelajaran Terpadu Model Webbed[2]
1.      Tahap Perencanaan
a.       Penetapan tujuan pembelajaran
b.      Penetapan bahan dan alat bantu yang digunakan
c.       Penetapan  metode

2.      Tahap Pelaksanaan
a.       Ajakan guru untuk mengamati alat bantu atau objek tertentu sekaligus melakukan perbincangan
b.      Perbincangan ditindaklanjuti dengan proses identifikasi sub-sub tema
c.       Visualisasi / penggambaran atas tema dan sub-sub tema yang diperbincangkan
d.      Kegiatan pengamatan lebih lanjut (lebih cermat) atas alat bantu objek
e.       Penugasan (pembagian kelompok dan pengorganisasian tugas)
f.       Penjelasan, atau diskusi
3.      Tahap Evaluasi
a.       Evaluasi proses keterlibatan dalam pengamatan dan diskusi
b.      Evaluasi hasil mutu laporan

E.     Peran Guru dalam Pembelajaran Model Webbed
Untuk membuat suatu keputusan yang tepat dalam mengembangkan pembelajaran terpadu model webbed, seorang guru harus bertanggung jawab dalam hal-hal sebagai berikut :
a.       Mengkondisikan anak untuk menyukai, merasa gembira dan merasa senang belajar disekolah. Dan guru diharapkan mampu menciptakan situasi yang memungkinkan anak terhindar dari rasa stress, perasaan bimbang, khawatir dan perasaan mencekamm, karena hal ini merupakan hal yang sangat penting dalam kemajuan belajar.
b.      Mengembangkan berbagai cara dan metode yang bervariasi dan menarik dalam proses pembelajaran secara terpadu, seperti : ceramah, bercerita, memimpin diskusi, menengahi konflik dan lain sebagainya.
c.       Menjembatani kesenjangan antara kehidupan sekolah dengan kehidupan anak dalam proses pembelajaran
d.      Mengopservasi gaya belajar anak, kebutuhannya, dan menaruh perhatian atas tuntunan individual anak.

Selain pengetahuan dan kecakapan-kecakapan di atas, ada beberapa sikap dan sifat yang harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugas secara frofesional yang mendukung diterapkannyapenerapan pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut :
a.    Fleksibel
Dalam menyatakan dan menyampaikan pembelajaran seorang guru harus fleksibel, artinya tidak kaku, disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tahap perkembangan, kemampuan dan sifat-sifat siswanya. Guru harus bias bertindak bijaksana, yaitu menggunakan cara atau pendekatan yang tepat terhadap orang yang tepat dalam situasi yang tepat.
b.    Bersikap terbuka
Guru hendaknya memiliki sifat terbuka, baik untuk menjawab pertanyaan siswa, untuk dimintai bantuan, juga untuk mengkoreksi guru.  Sebab ada kalanya kelemahan dan kesulitan yang dihadapi siswa disebabkan oleh kelemahan dan kesalahan yang ada pada guru, jadi untuk mengatasi kelemahan dan kesulitan siswa guru hendaklah terlebih harus dimulai pada perbaikan diri guru. Dan hal ini menuntut keterbukaan pada pihak guru.
c.    Berdiri sendiri
Secara intektual guru harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengajar, juga telah mampu memberikan pertimbangan-pertimbangan rasional dalam mengambil suatu keputusan atau pemecahan masalah. Guru dapat menjalin hubungan social yang wajar baik dengan siswa, sesame guru, orang tua maupun lingkungan sekitar sekolah. Berdiri sendiri secara emosional berarti guru telah dapat mengendalikan emosinya serta ampu menyatakan emosi pada waktu yang tepat.
d.   Peka
Seorang guru harus peka atau sensitive terhadap penampilan para siswanya. Peka atau sensitive berarti cepat mengerti, menilai atau melihat dengan perasaan apa yang diperlihatkan oleh siswa, baik itu dari ekspresi wajah, nada suara, gerak gerik dan sebagainya.
e.    Tekun
Pekerjaan sebagai guru memerlukan ketekunan, baik itu dalam mempersiapkan, melamsanakan, menilai maupun menyempurnakan pembelajaran. Disekolah guru tidak hanya berhadapan dengan anak-anak yang pandai dan juga anak-anak yang kurang pandai. Mereka membutuhkan bantuan sedikit demi sedikit, dan penuh ketekunan dan kesabaran.
f.     Realistik
Seorang guru hendaknya bias berfikir dan perpandangan realistic, artinya dapat melihat kenyataan, atau melihat apa adanya. Setiap guru pasti berharap siswanya pandai, rajin, jujur dan berperilaku baik, tapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Oleh karena itu guru hendaknya dapat memahami situasi yang demikian, dapat menerimanya dan terus berupaya untuk memperbaikinya.
g.    Melihat ke depan
Tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi penerus bagi kehidupan dimasa mendatang. Karena tugas demikian, maka ia harus selalu melihat kedepan, kehidupan yang akan di alami para siswanya kelak. Maka ia harus memberikan sesuatu agar siswanya mampu menghadapi tantangan dimasa mendatang.
h.    Rasa ingin tahu
Guru berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan kepada para siswanya. Agar ilmu yang disampaikan sesuai dengan perkembangan zaman, maka guru dituntut untuk selalu belajar, mencari dan menemukan hal-hal yang baru. Untuk itu seorang guru perlu memiliki rasa ingin tahu yang besar, bukan hanya untuk kemajuan dirinya, tapi juga untuk kemajuan siswanya.

i.      Ekspresif
Mengajar merupakan tugas yang tidak ringan, menuntut semangat dan suasana yang menyenagkan. Dan salah satu faktor penting dalam suasana kelas yaitu penampilan seorang guru.
j.      Menerima Diri
Manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dan kekurangan, dan sebagai seorang guru ia harus memahami semua kelebihan dan kekurangan tersebut. Menerima dan selalu berusaha untuk memperbaiki kelemahannya dan mengembangkan kelebihan-kelebihan dirinya.

F.     Kelebihan dan Kekurangan Model Webbed
1.      Kelebihan dari model jaring laba-laba (webbed), meliputi:
a.       Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar;
b.      Lebih mudah dilakukan oleh guru yang bbelum berpengalaman;
c.       Memudahkan perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema kesemua bidang isi pelajaran;
d.      Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa;
e.       Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait



2.      Kekurangan Model Webbed
a.       Sulit dalam menyeleksi tema;
b.      Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal sehingga hal ini hanya berguna secara artifisial dalam perencanaan kurikulum, sehingga kurang bermanfaat bagi siswa;
c.       Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada pengembangan konsep;
d.      Memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Model webbed (Model Jaring Laba-laba) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Model ini disebut juga model spider web, yang artinya jaring laba-laba. Strategi pembelajaran terpadu dilakukan dengan jalan mamadukan berbagai bidang pengembangan anak ke dalam satu kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan dasar sains. Tujuannya ialah mengembangkan dasar sains dengan menggunakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, bahasa, psikologi, dan keterampilan gerak motorik.
B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan, baik dari isi pembahasan maupun sistematis penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga penulisan makalah ini dapat mencapai kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan.


DAFTAR PUSTAKA


Abdul Majid. 2013.  Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Desi Anwar.____. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Surabaya: Amelia

http://duwaghewow.Model_Pembelajaran_Webbed.blogspot.com diunduh pada 20 Mei 2014.

Siskandar. 2003. Kegiatan belajar mengajar yang efekif. Jakarta : Dekdiknas.


[1] Abdul Majid.  Strategi Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013), hal. 125
[2] Ibid

1 komentar: