Selasa, 15 September 2015

NAJIZ



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Najiz
Najis ( najasah ) menurut bahasa adalah apa saja yang kotor, sedang menurut syara’ berarti kotoran yang mengakibatkan shalat tidak sah, seperti darah dan kencing.[1]
                Najis adalah sesuatu yang dianggap kotor oleh orang yang memiliki tabi’at yang selamat (baik) dan selalu menjaga dirinya, dan telah ada ketentuanyang menetapkannya.

B.     Benda-Benda Najiz [2]
Suatu barang ( benda ) menurut hukum aslinya adalah suci selama tak ada dalil yang menunjukkan benda itu najis. Benda najis itu banyak diantaranya :
1.      Bangkai, kecuali bangkai manusia, ikan dan belalang
Adapun bangkai binatang laut seperti ikan dan bangkai binatang darat yang tidak berdarah ketika masih hidupnya seperti belalang serta mayat manusia suci.



Firman Allah SWT  dalam surat Almaidah ayat 3 :
ôMtBÌhãm ãNä3øn=tæ èptGøŠyJø9$# ãP¤$!$#ur ãNøtm:ur ͍ƒÌYσø:$# !$tBur ¨@Ïdé& ÎŽötóÏ9 «!$# ¾ÏmÎ/ èps)ÏZy÷ZßJø9$#ur äosŒqè%öqyJø9$#ur èptƒÏjŠuŽtIßJø9$#ur èpysÏܨZ9$#ur !$tBur Ÿ@x.r& ßìç7¡¡9$# žwÎ) $tB ÷LäêøŠ©.sŒ $tBur yxÎ/èŒ n?tã É=ÝÁZ9$# br&ur (#qßJÅ¡ø)tFó¡s? ÉO»s9øF{$$Î/ 4 öNä3Ï9ºsŒ î,ó¡Ïù 3 tPöquø9$# }§Í³tƒ tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. `ÏB öNä3ÏZƒÏŠ Ÿxsù öNèdöqt±øƒrB Èböqt±÷z$#ur 4 tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYƒÏŠ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMŠÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYƒÏŠ 4 Ç`yJsù §äÜôÊ$# Îû >p|ÁuKøƒxC uŽöxî 7#ÏR$yftGãB 5OøO\b}   ¨bÎ*sù ©!$# Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÈ  
Artinya : “Diharamkan kepada kamu (memakan) bangkai (binatang Yang tidak disembelih), dan darah (yang keluar mengalir), dan daging babi (termasuk semuanya), dan binatang-binatang Yang disembelih kerana Yang lain dari Allah, dan Yang mati tercekik, dan Yang mati dipukul, dan Yang mati jatuh dari tempat Yang tinggi, dan Yang mati ditanduk, dan Yang mati dimakan binatang buas, kecuali Yang sempat kamu sembelih (sebelum habis nyawanya), dan Yang disembelih atas nama berhala; dan (diharamkan juga) kamu merenung nasib Dengan undi batang-batang anak panah. Yang demikian itu adalah perbuatan fasik. pada hari ini, orang-orang kafir telah putus asa (daripada memesongkan kamu) dari ugama kamu (setelah mereka melihat perkembangan Islam dan umatnya). sebab itu janganlah kamu takut dan gentar kepada mereka, sebaliknya hendaklah kamu takut dan gentar kepadaKu. pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu ugama kamu, dan Aku telah cukupkan nikmatKu kepada kamu, dan Aku telah redakan Islam itu menjadi ugama untuk kamu. maka sesiapa Yang terpaksa kerana kelaparan (memakan benda-benda Yang diharamkan) sedang ia tidak cenderung hendak melakukan dosa (maka bolehlah ia memakannya), kerana Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”

Adapun bangkai ikan dan binatang darat yang tidak berdarah , begitu juga mayat manusia tidak termasuk dalam arti bangkai yang umum dalam ayat tersebut karena ada keterangan lain.

2.      Darah
Yaitu Segala macam darah itu najis selain hati dan limpa.
Sabda Rasulullah Saw yang Artinya : telah dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah yaitu ikan, belalang, hati dan limpa. (riwayat ibnu majah)

3.      Nanah
Segala macam nanah itu najis, baik yang kental maupun yang cair karena nanah itu merupakan darah yng sudah busuk.
4.      Segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur
Semua itu najis selain dari mani, baik yang biasa seperti tinja, air kencing, maupun yang tidak biasa seperti mazi, baik dari hewan yang halal di makan maupun yang tidak halal di makan.
5.      Anjing dan Babi
Sabda Rasulullah saw yang Artinya : cara mencuci bejana seseorang dari kamu apabila di jilat anjing, hendaknya di basuh tujuh kali, salah satunya hendak lah di campur dengan tanah. ( riwayat muslim )
6.      Minuman keras seperti arak dan sebagainya
Firman Allah dalam surat Almaidah ayat 90

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä $yJ¯RÎ) ãôJsƒø:$# çŽÅ£øŠyJø9$#ur Ü>$|ÁRF{$#ur ãN»s9øF{$#ur Ó§ô_Í ô`ÏiB È@yJtã Ç`»sÜø¤±9$# çnqç7Ï^tGô_$$sù öNä3ª=yès9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÒÉÈ  
Artinya : “Wahai orang-orang Yang beriman! Bahawa Sesungguhnya arak, dan judi, dan pemujaan berhala, dan mengundi nasib Dengan batang-batang anak panah, adalah (Semuanya) kotor (keji) dari perbuatan syaitan. oleh itu hendaklah kamu menjauhinya supaya kamu berjaya.
7.      Bagian anggota badan binatang yang terpisah karena dipotong dan sebagainya selagi masih hidup.

C.    Pembagian Najiz
1.      Najis Mukhaffafah (ringan)
 misalnya kencing anak laki-laki yang belum memakan makanan lain selain ASI. Cara mencuci benda yang kena najis ini cukup dengan memercikan air ke benda tersebut meskipun tidak mengalir. Adapun kencing anak perempuan yang belum memakan makanan selain ASI. Cara mencucinya hendaklah dibasuh sampai air mengalir di atas benda yang kena najis,dan hilang zat najis dan sifat-sifatnya, sebagaimana mencuci kencing orang dewasa.
Imam bukhari, muslim dan lainnya telah meriwayat kan dari ummu Qais binti Mihsab r.a: yang Artinya : bahwa wanita itu telah datang membawa seorang anak yang masih kecil, yang belum makan makanan kepada rasulullah SAW. Tiba tiba anak itu kencing pada baju beliau. Maka beliau lalu menyuruh ambilkan air, lalu beliau memercikkannya tanpa mencucinya.[3]
Sabda Rasul Saw : “Kencing kanak-kanak perempuan dibasuh sedangkan kencing kanak-kanak laki-laki diperciki(Riwayat Tarmizi).

2.      Najis Mughallazhah (berat)
yaitu najis anjing dan babi. Benda yang terkena najis ini hendaklah dibasuh tujuh kali, satu kali diantaranya hendaklah dibasuh dengan air yang dicampur tanah.
Sabda Rasul Saw.:”Cara mencuci bejana seseorang dari kamu apabila dijilat anjing, hendaklah dibasuh tujuh kali, slah satunya hendaklah dicampur dengan tanah.”(Riwayat Muslim)

3.      Najis Mutawassithah (sedang)
Yaitu najiz selain dari dua najiz diatas, Seperti nanah, darah dan bangkai kecuali bangkai manusia dan belalang.
Najis ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
a.       Najis hukmiyah, yaitu yang kita yakini adanya, tetapi tidak nyata zat, bau, rasa dan warnanya, hal ini seperti kencing yang sudah lama kering, sehingga sifat-sifatnya telah hilang. Cara mencuci najis ini cukup dengan mengalirkan air diatas benda yang kena najis itu.
b.      b. Najis ‘ainiyah, yaitu yang masih ada zat, warna, rasa dan baunya. Kecuali warna atau bau yang sangat sukar menghilangkannya, sifat ini dimaafkan. Cara mencuci najis ini hendaklah dengan menghilangkan zat, rasa , warna dan baunya.
D.    Najis yang dimaafkan (Ma’fu)
Najiz yang dimaafkan artinya tidak usah dibasuh/dicuci. Misalnya najiz bangkai hewan yang yang tidak mengalir darahnya. Darah atau nanah yang sedikit. Debu dan air lorong-lorong yang memercik sedikit yang sukar dihindarkan.[4]
Adapun jika tikus atau cecak jatuh kedalam makanan yang beku dan mati didalamnya maka yang wajib dibuang itu adalah yang terkena saja sedangkan yang lain boleh dipakai kembali. Tetapi jika makanan yang dihinggapinya cair maka makanan itu hukumnya najiz dan harus dibuang semuanya karena yang demikian itu tidak dapat dibedakan mana yang terkena najiz dan mana yang tidak.














BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
                        najis merupakan sesuatu yang dianggap kotor yang menyebabkan shalat mejadi batal, adapun benda – benda yang di anggap najis diantaranya adalah :
-          Bangkai binatang darat yng berdarah selain bangkai manusia
-          Darah, kecuali hati dan limpa
-          Setiap minuman keras yang memabukkan
-          Bagian binatang yang di ambil tubuhnya selagi masih hidup
-          Anjing dan babi
-          Nanah
-          Segala benda yang cair yang keluar dari dua pintu.

Benda – benda najis tersebut bisa tergolong najis mukhafafah (ringan), mughallazah ( berat ), mutawasyittah ( sedang ),  dan ada yang tergolong ma’fu (di maafkan) seperti darah yang tidak mengalir di bangkai hewan yang sudah disembelih.
B.     SARAN
                  Dari penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi pemulisanmaupun isi dari makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Hanafi. Tuntunan shalat lengkap. Jakarta : Bintang Indonesia
2.        Rifa’i, Muhammad. 2008. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang : PT Karya Toha Putra
3.        H . Sulaiman Rasjid, 2010. fiqh islam, Bandung : Sinar Baru Algensindo


[1] Achmad sunarto, fiqh islam lengkap, husaini, bandung.
[2]  Sulaiman rasjid, fiqh islam, sinar baru, bandung
[3] Ibid hal:28
[4] Drs.Moh.Rifa’i.Risalah Tuntunan Shalat Lengkap.(PT Karya Toha Putra:2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar