Senin, 14 September 2015

Keterampilan Mengadakan Variasi Stimulus




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah kegiatan pendidikan pada umumnya, yang menjadikan siswa menuju keadaan yang lebih baik. Pendidikan dalam hal ini sekolah tidak dapat lepas dari peran guru sebagai fasilitator dalam penyampaian materi. Profesionalisme seorang guru sangatlah dibutuhkan guna terciptanya suasana proses belajar mengajar yang efisien dan efektif dalam pengembangan siswa yang memiliki kemampuan beragam. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilakau kearah yang lebih baik.
Pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran yang artinya sebelum siswa belajar harus melalui sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari yang masalahnya bersifat tertutup dan terbuka.Oleh karena itu pada proses pembelajaran guru perlu meningkatkan kemampuan menjadi guru professional dan kreatif dalam mengembangkan kemampuan mengajar sehingga siswa dapat maksimal walaupun dalam kenyataannya guru-guru di Indonesia sebagian besar masih mempertahankan metode-metode pembelajaran lama. Kemampuan guru sebagai salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dimana guru merupakan elemen di sekolah yang secara langsung dan aktif bersinggungan dengan siswa, kemampuan yang dimaksudkan adalah kemampuan mengajar dengan menerapkan model pembelajarn yan tepat, efisien dan efektif.
B.     Tujuan
Tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Micro Teaching. Selain itu juga untuk menambah ilmu serta wawasan mengenai Keterampilan Variasi Stimulus.













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Variasi Stimulus
Keterampilan memberi variasi stimulus seperti yang dijelaskan dalam buku karangan Kunandar, yaitu usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi kegiatan siswa, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata, dan semangat).[1]
Ada beberapa variasi stimulus yang dapat digunakan siswa dalam mengajar, diantaranya yaitu sebagai berikut :[2]
1.      Penggunaan Variasi suara (teacher voice): Variasi suara dalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat.
2.      Pemusatan perhatian siswa (focusing) : Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru. Misalnya dengan perkataan “ Perhatikan ini baik-baik,” atau” Nah, ini penting sekali “atau” Perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti.[3]
3.      Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence) : adanya kesenyapan, kebisuan, atau “Selingan diam” yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru memerangkan sesuatu merupakan alat baik untuk menarik perhatian siswa. Perubahan stimulus dari adannya suara kepada keadaan tenang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan dapat menarik perhatian karena  siswa ingin tahu apa yang terjadi. Misalnya : Dalam pembelajaran guru melakukan ceramah selama 5 menit lalu guru melakukan jeda (senyapan)/ berhenti sebentar sambil mengarahkan pandangannya keseluruh kelas atau pada siswa agar siswa terfokus ketika melihat tingkah guru yang tiba-tiba berubah diam, lalu guru melanjutkan kembali.[4]
4.      Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement) : Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata murid-murid untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka.
5.      Gerakan badan mimik : variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan digerakan badan adalah aspek yang penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.[5]



6.      Pergantian posisi guru didalam kelas dan gerak guru (teaches movement) : pergantian posisi guru didalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali bagi calon guru dalam menyajikan pelajaran di dalam kelas,  biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku.

B.     Tujuan dan Manfaat
Mengajar menuntut guru untuk bekerja demi keberhasilan anak didiknya, sehingga kemajuan murid menjadi titik perhatian guru. Rasulullah SAW. menerapkan pengajaran yang sangat memperhatikan perkembangan siswa (sahabat)nya, agar mereka tidak merasa jemu dalam belajar, tersirat dalam hadits : Artinya : Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud berkata : Nabi SAW. berselang-seling dalam memberikan pelajaran agar terhindar dari kebosanan. (H.R. Bukhari).
Jika dilihat dari hadits diatas, variasi gaya mengajar sudah ada sejak zaman Nabi SAW. Sedangkan manfaat dari variasi tersebut menurut Uzer Usman adalah :[6]
1.      Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses  belajar mengajar yang relevan.
2.      Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3.      Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
4.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
Sedangkan tujuan Melalui variasi stimulus dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut :[7]
1.      Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relepansi terhadap proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar  perhatian siswa terhadap materi pelajaran merupakan masalah  yang sangat penting, karena dengan perhatian tersebut akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2.      Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa
3.      Menghilangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang bersifat rutinitas
4.      Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam belajar, motivasi memegang peranan pertama yang sangat penting karena tanpa motivasi seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik (dari dirinya sendiri) dan motivasi ekstrinsik (dari luar dirinya sendiri).
5.      Memiliki kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individu. Sebagai seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar terutama keterampilan bervariasi.
6.       Mengembangkan sifat keingintahuan siswa terhadap  hal-hal yang baru.
7.      Membuat sikap positif terhadap guru dan sekolah, tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan yang ada dikelas yakni adanya guru atau siswa yang kurang senang terhadap dirinya. Guru yang bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan diri dan mengambil hati siswanya. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan, dan siswa juga ingin selalu dekat dengan guru
C.    Prinsip Penggunaan
  1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
  2. Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
  3. Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Keterampilan memberi variasi stimulus seperti yang dijelaskan dalam buku karangan Kunandar, yaitu usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi kegiatan siswa, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata, dan semangat).
Mengajar menuntut guru untuk bekerja demi keberhasilan anak didiknya, sehingga kemajuan murid menjadi titik perhatian guru. Rasulullah SAW. menerapkan pengajaran yang sangat memperhatikan perkembangan siswa (sahabat)nya, agar mereka tidak merasa jemu dalam belajar, tersirat dalam hadits : Artinya : Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud berkata : Nabi SAW. berselang-seling dalam memberikan pelajaran agar terhindar dari kebosanan. (H.R. Bukhari).
B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan, baik dari isi pembahasan maupun sistematis penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga penulisan makalah ini dapat mencapai kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan.


DAFTAR PUSTAKA

Kunandar. 2007. Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan Sukses dalam Sertifikasi guru). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mohd.Uzer Usman. 2008. Menjadi Guru Profesional. Edisi kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Edi Soegito dan Yuliani Nurani. 2002. Kemampuan Dasar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Dadang Sukirman. 2006. Pembelajaran Mikro.  Bandung: Upi Press.

Zainal Asri. 2010. Micro Teaching. Jakarta: Rajawali Pers.



[1] Kunandar. Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan Sukses dalam Sertifikasi guru). (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007), hlm. 27
[2] Zainal Asri. Micro Teaching. (Jakarta: Rajawali Pers. 2010), hal. 86-88
[3] Mohd.Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. Edisi kedua. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2008), hlm. 84 
[4] Edi Soegito dan Yuliani Nurani, Kemampuan Dasar Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2002), hlm. 44.
[5] Ibid
[6] Ibid
[7] Dadang Sukirman. Pembelajaran Mikro.  (Bandung: Upi Press. 2006), hlm. 171-172.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar