Rabu, 18 Desember 2013

MEMBANGUN GENERASI QUR’ANI

A.    PENDAHULUAN

Berdasarkan pada Al-Qur’an Surah An-Nisa’ ayat 9 yang artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka kwatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah SW, dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Menurut Prof. Hamka ayat ini member perintah kepada orang-orang yang menjadi wali anak yatim agar melindungi dan menjaga harta mereka.  Dan menurut Ahmad Mustafa Al-Maragi ayat ini member perintah terhadap para orang tua/wali yang dititipi anak yatim agar menjaga dan memperlakukan mereka dengan baik.
Sedangkan menurut Imam Jalaludin As Sayuti ayat ini member perintah kepada orang tua/wali jangan sampai meninggalkan keturunanya dalam keadaan lemah.
Hal ini juga dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya yaitu: “Sesungguhnya bila engkau meninggalkan ahli waris engkau dalam keadaan berkecukupan itu lebih baik dari pada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan lemah/berkekurangan sehingga mereka meminta-minta kepada manusia.” (HR Bukhari)
Dan dalam hadist lain Rasulullah SAW juga menjelaskan “Sesungguhnya mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai dari pada mukmin yang lemah, dalam segalanya ia lebih baik. (HR Muslim)
Islam adalah harta dan warisan yang paling berharga serta tiada ternilai dalam hidup ini. Setiap orang tua harus berupaya agar Islam tetap ada, tumbuh dan berkebang dalam dirinya, keluarga, anak bahkan sampai keturunannya terus-menerus.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa kita diperintahkan utuk mempersiapkan generasi yang kuat, yang punya bekal yang cukup untuk menghadapi tantangan hidup kedepannya. Bekal yang dimaksud disinibukan sekedar harta semata, tetapi lebih mempunyai wawasan yang luas, dan yang paling penting selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dalam menyelesaikan setiap permasalan yang terjadi.
Potret buram generasi kita saat ini seperti yang sering kita lihat di media-media massa sungguh disayangkan, tanpa mengabaikan beberapa keberhasilan dalam dunia pendidikan ternyata kita lebih banyak dihadapkan pada potret buram generasi hari ini baik itu dilingkungan keluaga, sekolah maupun masyarakat lebih banyak menghasilkan generasi narkoba, tawuran, pergaulan bebas dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi ini semua kita sungguh membutuhkan generasi yang berotak cerdas, berwawasan luas, serta mau bekerja keras, tapi yang paling penting selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dalam semua hal. Generasi seperti inilah yang diharapkan sanggup menjadi khalifah atau para pemimpin dalam membangun negeri ini sesuai dengan syariat Islam.
Dan untuk mewujudkan ini semua agar generasi-generasi kedepannya kuat dan mampu menghadapi tantangan hidup kedepannya maka ini menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai umat muslim.
Dari studi pendahulan diatas, maka dapat kita rumuskan permasalahannya yaitu bagaimana upaya-upaya yang dapat kita lakukan dalam membangun generasi qur’ani. Oleh karena itu penulis memberi judul makalah ini “Membangun Generasi Qur’ani”

B.    PEMBAHASAN
1.    Pengertian Generasi Qur’ani
Secara bahasa generasi berarti angkatan atau keturunan.  Sedangkan secara istilah generasi berarti sekumpulan angkatan yang hidup pada masa atau waktu yang sama.
Dan Al-Qur’an secara bahasa berarti bacaan atau yang dibaca.  Sedangkan menurut Istilah Al-Qur’an berarti kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril sebagai kitab sucinya umat Islam.
Al-Qur’an merupakan kitab suci Umat Islam yang berisi petunjuk dan pedoman hidup bagi umat manusia untuk menjalani hidup dan kehidupan ini sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Dan untuk memahami aturan hidup yang tercantum dalam Al-Qur’an tidak ada cara lain kecuali dengan mempelajarinya seperti membaca dan mengkaji isi kandungannya.
Menerapkan Al-Qur’an dalma kehidupan sangatlah penting karena Al-Qur’an merupakan pedoman untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi umat manusia yang meliputi seluruh aspek kehidupan, karena Al-Qur’an dan hidup adalah sebuah khasanah yang komplit yang jika difahami oleh semua orang akan membuat kehidupan di dunia ini menjadi harmonis.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa generasi qur’ani yaitu generasi atau angkatan yang hidup dan menjalani kehidupan sebagai pengamal Al-Qur’an, yang menjunjung tinggi nilai-nilai Al-Qur’an, berpegang teguh terhadap Al-Qur’an serta bangga terhadap Al-Qur’an.

2.    Ciri-ciri generasi qur’ani ini antara lain yaitu sebagai berikut :
a.    Berjiwa tauhid, yaitu generasi yang meyakini bahwa ilmu yang ia miliki adalah bersumber dari Allah SWT, dengan demikian ia tetap rendah hati dan semakin yakin akan kebesaran Allah SWT.
b.    Berakhlak Al-Qur’an, yaitu generasi yang berperilaku dan bertindak berdasarkan tuntunan Al-Qur’an. Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya “Ketika Aisyah RA ditanya tentang akhlak nabi Muhammad SAW, maka beliau menjawab akhlaknya adalah Al-Qur’an.”(HR Ahmad dan Muslim) 

3.    Hambatan atau tantangan dalam menciptakan generasi qur’ani pada era globalisasi seperti sekarang ini diantaranya yaitu sebagai berikut :
a.    Minimnya perhatian orang tua terhadap anaknya yang lebih cenderung mengkuti gaya barat dari pada mempertahankan marwah Islam
b.    Minimnya minat para generasi untuk belajar dan bersekolah di lembaga-lembaga pendidikan Islam
c.    Minimnya kepedulian masyarakat terhadap kenakalan-kenakalan remaja yang terjadi dilingkungan sekitar.

4.    Upaya  Membangun Generasi Qur’ani
Untuk membangun generasi qur’ani ini tentulah tidah semudah membalikkan telapak tangan, perlu upaya yang keras dan dukungan dari semua pihak agar tujuan mulia ini tercapai.
Berikut adalah beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk membangun generasi qur’an, yaitu sebagai berikut :

a.    Keluarga
Keluarga dalam Islam merupakan adalah suatu system kehidupan masyarakat yang terkecil yang dibatasi oleh adanya keturunan (nasab) akibat oleh adanya ikatan pertalian darah.
Dan para ahli didik umumnya menyatakan bahwa pendidikan bahwa keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama. Dikatakan demikian karena di keluargalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya. Disamping itu pendidikan dalam keluarag mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan anak kedepannya.
Dalam pandangan islam keluarga merupakan madrsah pertama bagi anak. Keluarga yang memiliki andil dan peran yang besar dalam pembentukan karakter awal anak dan keluargalah yang menjadi pengenal dan penanam prinsip-prinsip keimanan. Keluarga pula yang punya kesempatan besar dalam membentuk aqliyah dan nafsiyah yang islami.
Dengan kata lain keluarga merupakan cerminan keteladanan bagi generasi baru, oleh karena itu perhatian keluarga terhadap pendidikan generasi menjadi salah satu factor yang sangat penting dalam membangun generasi qur’ani. Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya yaitu: “Tiap-tiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka ibu dan bapaknyalah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi.”(HR Bukhari)
Berikut adalah hal-hal yang perlu di ajarkan oleh orang tua sejak dini dalam upaya membangun generasi qur’ani, antara lain sebagai berikut :
(1)    Menanamkan akidah Islam sebaga standar satu-satunya dalam berfikir dan bertindak
(2)    Kenalkan Al-Qur’an pada anak sedini mungkin
(3)    Tanamkan bahwa Al-Qur’an merupakan sumber kebenaran
(4)    Membiasakan anak untuk membaca Al-Qur’an setiap hari
(5)    Ciptakan lingkungan keluarga yang agamis

b.    Sekolah
Sekolah merupakan salah satu wadah yang sangat berperan dalm pembentukan generasi. Dan sebagai lembaga pendidikan formal disini banyak unsure yang sangat berperan didalamnya, salah satunya yaitu guru atau pendidik.
Islam sangat menghargai orang-orang yang memiliki ilmu pengetahun, sehingga hanya orang-orang yang berilmu saja yang pantas mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup. Sebagaiman Firman Allah SWT “……….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat……….” (QS Al-Mujadilah: 11)
Guru adalah pendidik pfrofesional, karena secara implicit dia telah menyerahkan dirinya untuk memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pndak orang tua. Dan sebagai guru atau pendidik diharapkan mampu mendidik generasi-generasi muda untuk lebih mencintai Al-Qur’an, mempelajari serta memahami setiap hal yang terkandug dalam Al-Qur’an sehingga dapat menyelesaikan setiap permasalah yang terjadi berdasarkan tuntunan Al-Qur’an. 
Tanggung jawab sebagai pendidik juga dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadisnya yaitu “Barang siapa yang ditanya tentang ilmu kemudian menyimpa ilmunya (tidak mau mengajarkan) maka Allah akan mengekangnya dengan kekangan api neraka dihari kiamat.”
Disamping telah di akui oleh berbagai pihak bahwa peran sekolah/guru dalam membangun generasi qur’ani sangatlah besar. Sekolah atau guru bertugas untuk membina aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Karena itu pemikiran yang cemerlang tentunya sangat diperlukan agar dapat melahirkan generasi yang berkualitas dan unggul dalam berbagai aspek kehidupan, tidak seperti potret buram generasi kita saat ini.
Oleh karena itu untuk dapat membangun generasi qur’ani ini kita perlu kenali realitas generasi saat ini, pahami akar permasalahannya lalu memberi solusi dengan pendidikan islam yang telah terbukti nyata melahirkan generasi nomor satu di dunia yang belum tertandingi kualitasnya oleh manusia sepanjang sejarah.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa peran dan tanggung jawab pendidik untuk membangun generasi qur’ani sangatlah besar. Sebab proses pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mewudkan semuanya.

c.    Masyarakat
Masyarakat turut memikul tanggung jawab yang sangat besar dalam membangun generasi qur’ani.  Karena masyarakat memiliki pengaruh dalam member arah terhadap pendidikan generasi. Terutama para pemimpin yang ada didalamnya . pemimpin masyarakat musim tentu saja menghendaki setiap anak didiknya menjadi anggota yang taat dan patuh dalam menjalankan agamanya.
Dengan demikian demikian dipundak mereka terpikul keikut sertaan dalam membimbing pertumbuhan dan perkembangan generasi. Menjadikan Al-Qur’an sebagi bacaan dan rujukan pertama dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi di masyarakat secara tidak langsung akan membiasakan dan mendidik generasi muda untuk melakukan hal yang sama.
Hal ini dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadisnya yaitu “orang yang terbaik diantara kalian ialah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari)
Apalagi didalam masyarakat terdapat berbagai macam organisasi yang dapat member pengaruh positif terhadap pendidikan generasi. Organisasi-organisani ini akan sangat membantu generasi dalam me\manifestasikan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.

C.    PENUTUP
1.    Kesimpulan
Dari uraian makalah ini maka dapat penulis simpulkan bahwa Al-Qur’an sangatlah penting dalam kehidupan kita, karena sebagaimana kita tahu bahwa Al-Qur’an adalah sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dan untuk membangun generasi qur’ani dibutuhkan motivasi yang tinggi dan partisipasi yang nyata dari setiap individu, serta perlu dukungan dari semua pihak baik itu keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

2.    Saran
Dan saran kami disini adalah untu membangun generasi qur’ani ini dalah tanggung jawab kita bersama, apalagi sebagai orang-orang pendidikan yang bernaung di bawah pendidikan agama islam kita diharapkan mampuuntuk mendidik generasi-generasi untuk lebih mencintai Al-Qur’an.

D.    DAFTAR KEPUSTAKAAN

Prof. Hamka. 1983. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: PT Pustaka Panjimas. 

Ahmad Mustafa Al-Maragi. 1993. Terjemah Tafsir Al-Maragi. Semarang: PT Karya Toha Putra.

Imam Jalaludin As Suyuti. 2008. Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Heri Jauhari Muchtar. 2005. Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ananda Santosa. Kamus Lengkap Bahasa Indunesia. Surabaya: Pustaka Dua

Ahsin W. Al-Hafidz. 2006. Kamus Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: Amzah. 

Eneng Muslihah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Diadit Media. 

Agus Susano. 2012. Islam Itu Sangat Ilmiah. Jogjakarta: Najah. 

Jamal Al-Banna. 2008. Manifestio Fiqih Baru. Jakarta: Erlangga. 

 Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta. 

Zakiyah Darajat. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.