Selasa, 15 September 2015

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.
Dengan memahami kurikulum, para pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan pembelajaran, metode, tekhnik, media pengajaran, dan alat evaluasi pengajaran yang sesuai dan tepat. Untuk itu, dalam melakukan kajian terhadap keberhasilan sistem pendidikan ditentukan oleh semua pihak, sarana dan organisasi yang baik, intensitas pekerjaan yang realistis tinggi dan kurikulum yang tepat guna. Oleh karena itu, sudah sewajarnya para pendidik dan tenaga kependidikan bidang pendidikan Islam memahami kurikulum serta berusaha mengembangkannya. Maka pada makalah ini penulis akan membahas beberapa pendekatan yang digunakan dalam rangka mengembangkan kurikulum pendidikan Islam.
B.     TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Kurikulum yang dibimbing oleh dosen Ziyzdul Kamal  serta untuk mengetahui dan memahami seputar Pendekatan dalam pengembangan kurikulum.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN PENDEKATAN
Pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang lebih baik.[1]
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian, pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum.
B.     PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
Para pengembang telah menemukan beberapa pendekatan dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yaitu sebagai berikut :
1.      Pendekatan Subyek Akademik (bidang studi)
Pendekatan ini menggunakan bidang studi atau mata pelajaran sebagai dasar organisasi kurikulum. Prioritas pendekatan ini adalah mengutamakan sifat perencanaan program dan juga mengutamakan penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu tertentu.
Pendekatan ini adalah pendekatan yang tertua, sejak sekolah yang pertama berdiri kurikulumnya mirip dengan tipe ini. Pendekatan subyek akademik dalam menyususn kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu masing-masing. Setiap ilmu pengetahuan memiliki sistematisasi tertentu yang berbeda dengan sistematisasi ilmu lainnya. Pengembangan kurikulum subyek akademik dilakukan dengan cara menetapkan lebih dulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang harus dipelajari peserta didik, yang diperlukan untuk (persiapan) pengembangan disiplin ilmu. Tujuan kurikulum subyek akademis adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses penelititan.
2.      Pendekatan Humanistik
Kurikulum ini berpusat pada siswa atau peserta didik (student-centered) dan mengutamakan perkembangan afektif peserta didik sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses belajar. Para pendidik humanistic meyakini bahwa kesejahteraan mental dan emosional peserta didik harus dipandang sentral dalam kurikulum, agar proses belajar memberikan hasil yang maksimal.
Pendekatan humanistik dalam pengembangan kurikulum bertolak dari ide memanusiakan manusia. Penciptaan konteks yang memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengmbangan program pendidikan.


Kurikulum pada pendekatan ini mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
·         Partisipasi, kurikulum ini menekankan partisipasi murid dalam belajar. Kegiatan belajar adalah belajar bersama, melalui berbagai bentuk aktivitas kelompok. Melalui partisipasi kegiatan bersama, murid-murid dapat mengadakan perundingan, persetujuan, pertukaran kemampuan, bertanggung jawab bersama, dan lain-lain. Ini menunjukkan cirri-ciri yang non- otoriter
·         Integrasi, melalui partisipasi dalam berbagai kegiatan kelompok terjadi interaksi, interpenetrasi, dan integrasi dari pemikiran, dan juga tindakan.
·         Relevansi, isi pendidikan relevan dengan kebutuhan, minat dan kebutuhan murid karena diambil dari dunia murid oleh murid sendiri.
·         Pribadi anak, pendidikan ini memberikan tempat utama pada kepribadian anak.
·         Tujuan, pendidikan ini bertujuan pengembangan pribadi yang utuh, yang serasi baik di dalam dirinya maupun dengan lingkungan secara menyeluruh.
3.      Pendekatan Teknologis
Pendekatan teknologis dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan bertolak dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu.
Pembelajaran PAI dikatakan menggunakan pendekatan teknologis, bilamana yang menggunakan pendekatan sistem dalam menganalisis masalah belajar, merencanakan, mengelola, melaksanakan, dan menilainya.
Pesan-pesan pendidikan agama Islam tidak semua dapat didekati secara teknologis. Sebagai contoh: bagaimana membentuk kesadaran keimanan peserta didik terhadap Allah Swt., malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan lainnya. Masalah kesadaran keimanan banyak mengandung masalah yang abstrak, yang tidak hanya dilihat dari perilaku riil atau konkritnya. prinsip efisiensi dan efektivitas (sebagai ciri khas pendekatan teknologis) kadang kala juga sulit untuk dicapai dan dipantau oleh guru, karena pembentukan keimanan, kesadaran pengamalan ajaran Islam dan berakhlak Islam, sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan agama Islam, memerlukan proses yang relatif lama, yang sulit dipantau hasil belajarnya dengan hanya mengandalkan pada kegiatan belajar-mengajar di kelas dengan pendekatan teknologis. Kerena itu perlu menggunakan pendekatan lain yang bersifat non-teknologis.
4.      Pendekatan Rekontruksionalisme
Pendekatan ini disebut juga pendekatan rekontruksi sosial karena memfokuskan kurikulum pada masalah penting yang dihadapi masyarakat, seperti polusi, ledakan penduduk, malapetaka akibat tujuan teknologi dan lain-lain.
Dalam gerakan in terdapat dua kelompok yang sangat berbeda pandangannya terhadap kurikulum, yaitu.

·         Rekontruksionalisme Konservatif
Pendekatan ini menganjurkan agar pendidikan ditujukan kepada peningkatan mutu kehidupan individu maupun masyarakat dengan mencari penyelesaian masalah-masalah yang paling mendesak yang dihadapi masyarakat.
·         Rekontruksionalisme Radikal
Golongan radikal ini berpendapat bahwa kurikulum yang sedang mencari pemecahan masalah sosial ini tidak memadai. Kelompok ini ingin menggunakan pendidikan untuk merombak tata social dan lembaga social yang ada dan membangun struktur sosial baru.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang lebih baik.
Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian, pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum.

B.     SARAN
Dari penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun isi dari makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

1.     Abdullah Idi. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Prakti. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
2.       Oemar Hamalik, 2006, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya.


[1] Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007

1 komentar: