Rabu, 18 Desember 2013

MEMBANGUN GENERASI QUR’ANI

A.    PENDAHULUAN

Berdasarkan pada Al-Qur’an Surah An-Nisa’ ayat 9 yang artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka kwatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah SW, dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Menurut Prof. Hamka ayat ini member perintah kepada orang-orang yang menjadi wali anak yatim agar melindungi dan menjaga harta mereka.  Dan menurut Ahmad Mustafa Al-Maragi ayat ini member perintah terhadap para orang tua/wali yang dititipi anak yatim agar menjaga dan memperlakukan mereka dengan baik.
Sedangkan menurut Imam Jalaludin As Sayuti ayat ini member perintah kepada orang tua/wali jangan sampai meninggalkan keturunanya dalam keadaan lemah.
Hal ini juga dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya yaitu: “Sesungguhnya bila engkau meninggalkan ahli waris engkau dalam keadaan berkecukupan itu lebih baik dari pada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan lemah/berkekurangan sehingga mereka meminta-minta kepada manusia.” (HR Bukhari)
Dan dalam hadist lain Rasulullah SAW juga menjelaskan “Sesungguhnya mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai dari pada mukmin yang lemah, dalam segalanya ia lebih baik. (HR Muslim)
Islam adalah harta dan warisan yang paling berharga serta tiada ternilai dalam hidup ini. Setiap orang tua harus berupaya agar Islam tetap ada, tumbuh dan berkebang dalam dirinya, keluarga, anak bahkan sampai keturunannya terus-menerus.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa kita diperintahkan utuk mempersiapkan generasi yang kuat, yang punya bekal yang cukup untuk menghadapi tantangan hidup kedepannya. Bekal yang dimaksud disinibukan sekedar harta semata, tetapi lebih mempunyai wawasan yang luas, dan yang paling penting selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dalam menyelesaikan setiap permasalan yang terjadi.
Potret buram generasi kita saat ini seperti yang sering kita lihat di media-media massa sungguh disayangkan, tanpa mengabaikan beberapa keberhasilan dalam dunia pendidikan ternyata kita lebih banyak dihadapkan pada potret buram generasi hari ini baik itu dilingkungan keluaga, sekolah maupun masyarakat lebih banyak menghasilkan generasi narkoba, tawuran, pergaulan bebas dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi ini semua kita sungguh membutuhkan generasi yang berotak cerdas, berwawasan luas, serta mau bekerja keras, tapi yang paling penting selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dalam semua hal. Generasi seperti inilah yang diharapkan sanggup menjadi khalifah atau para pemimpin dalam membangun negeri ini sesuai dengan syariat Islam.
Dan untuk mewujudkan ini semua agar generasi-generasi kedepannya kuat dan mampu menghadapi tantangan hidup kedepannya maka ini menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai umat muslim.
Dari studi pendahulan diatas, maka dapat kita rumuskan permasalahannya yaitu bagaimana upaya-upaya yang dapat kita lakukan dalam membangun generasi qur’ani. Oleh karena itu penulis memberi judul makalah ini “Membangun Generasi Qur’ani”

B.    PEMBAHASAN
1.    Pengertian Generasi Qur’ani
Secara bahasa generasi berarti angkatan atau keturunan.  Sedangkan secara istilah generasi berarti sekumpulan angkatan yang hidup pada masa atau waktu yang sama.
Dan Al-Qur’an secara bahasa berarti bacaan atau yang dibaca.  Sedangkan menurut Istilah Al-Qur’an berarti kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril sebagai kitab sucinya umat Islam.
Al-Qur’an merupakan kitab suci Umat Islam yang berisi petunjuk dan pedoman hidup bagi umat manusia untuk menjalani hidup dan kehidupan ini sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Dan untuk memahami aturan hidup yang tercantum dalam Al-Qur’an tidak ada cara lain kecuali dengan mempelajarinya seperti membaca dan mengkaji isi kandungannya.
Menerapkan Al-Qur’an dalma kehidupan sangatlah penting karena Al-Qur’an merupakan pedoman untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi umat manusia yang meliputi seluruh aspek kehidupan, karena Al-Qur’an dan hidup adalah sebuah khasanah yang komplit yang jika difahami oleh semua orang akan membuat kehidupan di dunia ini menjadi harmonis.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa generasi qur’ani yaitu generasi atau angkatan yang hidup dan menjalani kehidupan sebagai pengamal Al-Qur’an, yang menjunjung tinggi nilai-nilai Al-Qur’an, berpegang teguh terhadap Al-Qur’an serta bangga terhadap Al-Qur’an.

2.    Ciri-ciri generasi qur’ani ini antara lain yaitu sebagai berikut :
a.    Berjiwa tauhid, yaitu generasi yang meyakini bahwa ilmu yang ia miliki adalah bersumber dari Allah SWT, dengan demikian ia tetap rendah hati dan semakin yakin akan kebesaran Allah SWT.
b.    Berakhlak Al-Qur’an, yaitu generasi yang berperilaku dan bertindak berdasarkan tuntunan Al-Qur’an. Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya “Ketika Aisyah RA ditanya tentang akhlak nabi Muhammad SAW, maka beliau menjawab akhlaknya adalah Al-Qur’an.”(HR Ahmad dan Muslim) 

3.    Hambatan atau tantangan dalam menciptakan generasi qur’ani pada era globalisasi seperti sekarang ini diantaranya yaitu sebagai berikut :
a.    Minimnya perhatian orang tua terhadap anaknya yang lebih cenderung mengkuti gaya barat dari pada mempertahankan marwah Islam
b.    Minimnya minat para generasi untuk belajar dan bersekolah di lembaga-lembaga pendidikan Islam
c.    Minimnya kepedulian masyarakat terhadap kenakalan-kenakalan remaja yang terjadi dilingkungan sekitar.

4.    Upaya  Membangun Generasi Qur’ani
Untuk membangun generasi qur’ani ini tentulah tidah semudah membalikkan telapak tangan, perlu upaya yang keras dan dukungan dari semua pihak agar tujuan mulia ini tercapai.
Berikut adalah beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk membangun generasi qur’an, yaitu sebagai berikut :

a.    Keluarga
Keluarga dalam Islam merupakan adalah suatu system kehidupan masyarakat yang terkecil yang dibatasi oleh adanya keturunan (nasab) akibat oleh adanya ikatan pertalian darah.
Dan para ahli didik umumnya menyatakan bahwa pendidikan bahwa keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama. Dikatakan demikian karena di keluargalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya. Disamping itu pendidikan dalam keluarag mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan anak kedepannya.
Dalam pandangan islam keluarga merupakan madrsah pertama bagi anak. Keluarga yang memiliki andil dan peran yang besar dalam pembentukan karakter awal anak dan keluargalah yang menjadi pengenal dan penanam prinsip-prinsip keimanan. Keluarga pula yang punya kesempatan besar dalam membentuk aqliyah dan nafsiyah yang islami.
Dengan kata lain keluarga merupakan cerminan keteladanan bagi generasi baru, oleh karena itu perhatian keluarga terhadap pendidikan generasi menjadi salah satu factor yang sangat penting dalam membangun generasi qur’ani. Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya yaitu: “Tiap-tiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka ibu dan bapaknyalah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi.”(HR Bukhari)
Berikut adalah hal-hal yang perlu di ajarkan oleh orang tua sejak dini dalam upaya membangun generasi qur’ani, antara lain sebagai berikut :
(1)    Menanamkan akidah Islam sebaga standar satu-satunya dalam berfikir dan bertindak
(2)    Kenalkan Al-Qur’an pada anak sedini mungkin
(3)    Tanamkan bahwa Al-Qur’an merupakan sumber kebenaran
(4)    Membiasakan anak untuk membaca Al-Qur’an setiap hari
(5)    Ciptakan lingkungan keluarga yang agamis

b.    Sekolah
Sekolah merupakan salah satu wadah yang sangat berperan dalm pembentukan generasi. Dan sebagai lembaga pendidikan formal disini banyak unsure yang sangat berperan didalamnya, salah satunya yaitu guru atau pendidik.
Islam sangat menghargai orang-orang yang memiliki ilmu pengetahun, sehingga hanya orang-orang yang berilmu saja yang pantas mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup. Sebagaiman Firman Allah SWT “……….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat……….” (QS Al-Mujadilah: 11)
Guru adalah pendidik pfrofesional, karena secara implicit dia telah menyerahkan dirinya untuk memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pndak orang tua. Dan sebagai guru atau pendidik diharapkan mampu mendidik generasi-generasi muda untuk lebih mencintai Al-Qur’an, mempelajari serta memahami setiap hal yang terkandug dalam Al-Qur’an sehingga dapat menyelesaikan setiap permasalah yang terjadi berdasarkan tuntunan Al-Qur’an. 
Tanggung jawab sebagai pendidik juga dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadisnya yaitu “Barang siapa yang ditanya tentang ilmu kemudian menyimpa ilmunya (tidak mau mengajarkan) maka Allah akan mengekangnya dengan kekangan api neraka dihari kiamat.”
Disamping telah di akui oleh berbagai pihak bahwa peran sekolah/guru dalam membangun generasi qur’ani sangatlah besar. Sekolah atau guru bertugas untuk membina aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Karena itu pemikiran yang cemerlang tentunya sangat diperlukan agar dapat melahirkan generasi yang berkualitas dan unggul dalam berbagai aspek kehidupan, tidak seperti potret buram generasi kita saat ini.
Oleh karena itu untuk dapat membangun generasi qur’ani ini kita perlu kenali realitas generasi saat ini, pahami akar permasalahannya lalu memberi solusi dengan pendidikan islam yang telah terbukti nyata melahirkan generasi nomor satu di dunia yang belum tertandingi kualitasnya oleh manusia sepanjang sejarah.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa peran dan tanggung jawab pendidik untuk membangun generasi qur’ani sangatlah besar. Sebab proses pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mewudkan semuanya.

c.    Masyarakat
Masyarakat turut memikul tanggung jawab yang sangat besar dalam membangun generasi qur’ani.  Karena masyarakat memiliki pengaruh dalam member arah terhadap pendidikan generasi. Terutama para pemimpin yang ada didalamnya . pemimpin masyarakat musim tentu saja menghendaki setiap anak didiknya menjadi anggota yang taat dan patuh dalam menjalankan agamanya.
Dengan demikian demikian dipundak mereka terpikul keikut sertaan dalam membimbing pertumbuhan dan perkembangan generasi. Menjadikan Al-Qur’an sebagi bacaan dan rujukan pertama dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi di masyarakat secara tidak langsung akan membiasakan dan mendidik generasi muda untuk melakukan hal yang sama.
Hal ini dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadisnya yaitu “orang yang terbaik diantara kalian ialah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari)
Apalagi didalam masyarakat terdapat berbagai macam organisasi yang dapat member pengaruh positif terhadap pendidikan generasi. Organisasi-organisani ini akan sangat membantu generasi dalam me\manifestasikan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.

C.    PENUTUP
1.    Kesimpulan
Dari uraian makalah ini maka dapat penulis simpulkan bahwa Al-Qur’an sangatlah penting dalam kehidupan kita, karena sebagaimana kita tahu bahwa Al-Qur’an adalah sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dan untuk membangun generasi qur’ani dibutuhkan motivasi yang tinggi dan partisipasi yang nyata dari setiap individu, serta perlu dukungan dari semua pihak baik itu keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

2.    Saran
Dan saran kami disini adalah untu membangun generasi qur’ani ini dalah tanggung jawab kita bersama, apalagi sebagai orang-orang pendidikan yang bernaung di bawah pendidikan agama islam kita diharapkan mampuuntuk mendidik generasi-generasi untuk lebih mencintai Al-Qur’an.

D.    DAFTAR KEPUSTAKAAN

Prof. Hamka. 1983. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: PT Pustaka Panjimas. 

Ahmad Mustafa Al-Maragi. 1993. Terjemah Tafsir Al-Maragi. Semarang: PT Karya Toha Putra.

Imam Jalaludin As Suyuti. 2008. Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Heri Jauhari Muchtar. 2005. Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ananda Santosa. Kamus Lengkap Bahasa Indunesia. Surabaya: Pustaka Dua

Ahsin W. Al-Hafidz. 2006. Kamus Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: Amzah. 

Eneng Muslihah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Diadit Media. 

Agus Susano. 2012. Islam Itu Sangat Ilmiah. Jogjakarta: Najah. 

Jamal Al-Banna. 2008. Manifestio Fiqih Baru. Jakarta: Erlangga. 

 Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta. 

Zakiyah Darajat. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.


Minggu, 15 September 2013

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ISLAM



BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Tujuan pendidikan islam seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia yakni untuk mengabdi kepadanya. Pengabdian pada Allah sebagai realisasi dari keimanan yang diwujudkan dalam amaliah untuk mencapai derajat orang yang bertaqwa di sisinya. Kemudian juga Allah menciptakan manusia sebagai khalifah untuk melaksanakan tugasnya, khalifah dituntut menjadikan sifat-sifat allah bagian dari karakteristik kepribadiannya untuk mendukung terwujudnya kemakmuran. Pengabdian dan ketaqwaan kepada allah merupakan jembatan, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
B.   TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang dibimbing oleh Sofiatun nahwiyahS.Pd.I serta agar kita memahami tentang sumber dan media pembelajaran. sehingga dapat membantu kita ketika dalam proses belajar mengajar

BAB II
PEMBAHASAN

A. MEDIA PENDIDIKAN ISLAM
           Tujuan pendidikan islam seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia yakni untuk mengabdi kepadanya. Pengabdian pada Allah sebagai realisasi dari keimanan yang diwujudkan dalam amaliah untuk mencapai derajat orang yang bertaqwa di sisinya. Kemudian juga Allah menciptakan manusia sebagai khalifah untuk melaksanakan tugasnya, khalifah dituntut menjadikan sifat-sifat allah bagian dari karakteristik kepribadiannya untuk mendukung terwujudnya kemakmuran. Pengabdian dan ketaqwaan kepada allah merupakan jembatan, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
            Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu. Dari sekian factor penunjang keberhasilan  tujuan pendidikan, kesuksesan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu factor yang sangat dominan. Karena itu kegiatan belajar mengajar merupakan ujung tombak untuk tercapainya tujuan pendidikan. Untuk itu perlu sekali dalam proses pembelajaran itu diciptakan suasana yang kondusif agar peserta didik benar-benar tertarik  dan ikut aktif dalam proses itu.
            Dalam kaitannya dengan usaha menciptakan suasana yang kondusif itu alat/media pendidikan atau pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting, karena alat/media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan.
§   Pengertian alat/media pendidikan
Alat adalah sesuatu yang dipakai untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan media berasal dari bahasa latin yang artinya perantara atau pengantar. Zakiah daradjat menyebutkan bahwa alat pendidikan sama dengan media pendidikan yaitu sebagai sumber belajar ataupun dapat pula diartikan dengan manusia dan benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa mungkin memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman.
§   Jenis alat/media pendidikan.
Para ahli telah mengklasifikasikan alat/media pendidikan kepada dua bagian yaitu alat pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat pendidikan yang bukan benda (non materil).
a.    Alat pendidikan yang bersifat benda.
Menurut Zakiah daradjat alat pendidikan yang berupa benda adalah :
± Media tulis, seperti Al-Qur`an, Hadist, Tauhid, Fiqh dan Sejarah.
± Benda-benda alam seperti Hewan, Manusia, dan Tumbuh-tumbuhan.
± Gambar-gambar yang dirancang seperti Grafik.
± Gambar-gambar yang diproyeksikan seperti Vidio,In-fokus.
± Audio recording (alat untuk didengar) seperti Kaset, Tape dan Radio.
b.    Alat pendidikan yang bukan benda.
Alat  Pendidikan yang bukan berupa benda seperti :
Ø Keteladanan.
Pada umumnya manusia memerlukan figur identifikasi ( Uswah al hasanah ) yang dapat membimbing manusia kearah kebenaran, untuk memenuhi keinginan itu Allah mengutus Muhammad SAW menjadi tauladan bagi manusia. Menurut Al-Ghazali seperti yang disitir oleh fathiyah hasan sulaiman, terdapat beberapa sifat penting yang harus dimiliki oleh guru sebagai  orang yang diteladani Yaitu
·      Amanah dan tekun bekerja.
·      Bersifat lemah lembut dan kasih sayang terhadap murid.
·      Berpengetahuan luas.
·      Istiqamah dan berpegang teguh pada prinsip.
Ø Perintah dan larangan
Perintah adalah suatu keharusan untuk berbuat atau melakukan sesuatu.
Perintah mempunyai kaitan yang erat dengan keteladanan. Misalnya seorang guru yang selalu datang terlambat dalam mengajar, tidak mungkin ditaati perintahnya bila ia memerintahkan agar murid selalu datang tepat pada waktunya. Dalam memberikan perintah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
·      Jangan memberikan perintah kecuali karena diperlukan.
·      Hendaknya perintah itu dengan ketetapan hati dan niat yang baik.
·      Jangan memerintahkan kedua kalinya jika perintah pertama belum dilaksanakan.
·      Perintah hendaknya benar-benar dipertimbangkan akan akibatnya.
Larangan sebenarnya sama saja dengan perintah, kalau perintah merupakan suatu keharusan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat, sedangkan larangan adalah suatu keharusan untuk tidak melakukan sesuatu yang merugikan.didalam al-qur`an banyak yang dapat diambil dasar konsep larangan seperti QS Al-An`am: 151.
 yang artinya “Janganlah kamu dekati perbuatan keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi”.[1]
Di dalam keluarga umumnya larangan itu merupakan alat mendidik yang banyak dipakai oleh ibu dan bapak. Namun demikian baik pendidik maupun orang tua, hendaknya melarang anak itu sesekali saja, sebab anak yang selalu dilarang dalam segala perbuatan dan permainannya sejak kecil akan dapat menghambat perkembangan dirinya. larangan yang terlalu sering dilakukan akan mengakibatkan sifat atau sikap kurang baik seperti keras kepala, melawan, penakut, perasaan kurang harga diri, acuh tak acuh terhadap sesuatu dan pesimis.
Ø Ganjaran dan Hukuman.
Ganjaran itu adalah sesuatu yang menyenangkan yang dijadikan sebagai hadiah bagi anak yang berprestasi baik dalam belajar ataupun lainya.
Hukuman juga merupakan alat pendidik. Amien daien indra kusuma mendefinisikan bahwa hukuman sebagai tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan nestapa, sehingga anak akan menjadi sadar dan berjanji tidak akan mengulanginya.
Ø Pengaruh alat/media dalam pendidikan islam.
Didalam pendidikan islam, alat/media itu jelas diperlukan. Sebab alat/media pengajaran itu mempunya peranan yang besar yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.
Abu bakar Muhammad berpendapat bahwa kegunaan alat/media itu antara lain
o  Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit.
o  Mampu mempermudah pemahaman dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik.
o  Merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan menelaah (belajar) dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu.
o  Membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat. Memperhatiakan dan memikirkan suatu pelajaran.


B. SUMBER PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
1    Pengertian sumber pembelajaran.
            Yang dimaksud dengan sumber pembelajar ialah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pelajaran terdapat atau asal atau belajar seseorang.
Dengan demikian sumber belajar itu merupakan bahan untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru. Sebab pada hakekatnya belajar adalah mendapatkan hal-hal yang baru.
2      Macam-macam sumber belajar.
v  Sumber pokok
Sumber pokok pengajaran agama islam adalah Al-Qur`an dan hadist. Pada masa awal pertumbuhan islam, nabi Muhammad SAW  telah menjadikan Al-Qur`an sebagai sumber belajar pendidikan agama islam di samping sunnah beliau sendiri (Hadist).
Kedudukan Al-Qur`an, sebagai sumber belajar yang paling utama dijelaskan oleh allah dalam Al-Qur`an. Firman allah SWT;
artinya “Dan kami tidak menurunkan kitab (Al-Qur`an) ini kepadamu (Muhammad), melainkan agar Engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman “. (QS An-Nahal:64).[2]
Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Kutinggalkan untuk kamu dua perkara (pusaka) tidaklah kamu akan tersesat  selama-lamanya. Selama kamu masih berpegang kepada keduanya, yaitu kitabullah dan Sunnah Rasulullah”.             (HR Bukhori dan Muslim).
v  Sumber tambahan
Sumber belajar diatas disebut  sumber belajar utama (pokok) namun selain sumber belajar pokok diatas masih ada beberapa sumber belajar lainnya seperti :
§  Manusia ( orang, masyarakat ).
orang ataupun masyarakat yang direncanakan dalam kegiatan belajar  seperti Guru, Konselor, Administratur pendidikan, Tutor dll.
§  Bahan pengajaran.
§  Situasi belajar.
Yang dimaksud dengan situasi belajar (lingkungan) ialah tempat lingkungan belajar yang islami. situasi dan lingkungan yang kondusif dapat dijadikan sebagai sumber belajar seperti gedung, taman, labor, mesjid,dll.

§  Mass media.
Mass media dapat dijadikan sumber belajar bagi anak maupun orang – orang yang memerlukan. Dengan kemajuan teknologi seolah-olah dunia ini tanpa batas (globalisasi).
§  Alat dan perlengkapan belajar.
§  Aktivitas.
Aktifitas sebagai sumber belajar biasanya selaras dengan kombinasi sumber belajar yang lain.seperti belajar sendiri, Tanya jawab ,dll.
§  Alam lingkungan
Alam lingkungan dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi anak didik. Kita dapat membedakan tiga alam lingkungan sebagai sumber belajar yaitu :
­       Alam lingkungan terbuka.
­       Alam lingkungan sejarah atau peninggalan sejarah.
­       Alam lingkungan manusia.
§  Perpustakaan.
Perpustakaan merupakan sumber yang sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran, karena didalamnya terdapat berbagai koleksi buku-buku keagamaan atau bacaan lain yang erat hubungan pendidikan agama islam.
selain buku-buku didalam perpustakaan juga akan ditemukan jurnal ilmiyah, bulletin, majalah, Koran, tabloid, surat kabar, dokumen dll.
3      Fungsi dan pemanfaatan sumber belajar.
Menurut Zainuddin dkk fungsi sumber belajar adalah sebagai berikut
o    Meningkatkan produktifitan pendidikan. dengan jalan:
±  Mempercepat laju belajar dan membantu guru/dosen untuk menggunakan waktu secara lebih baik.
±  Mengurangi beban guru/dosen dalam menyajikan informasi,sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar peserta didik/mahasiswa
o    Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual. dengan jalan:
±  Mengurangi control guru/dosen yang kaku dan tradisional
±  Memberikan kesempatan bagi peserta didik/mahasiswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
o    Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaraan. dengan jalan:
±  Perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis.
±  Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.


o    Lebih memantapkan pengajaran. dengan jalan:
±  Meningkatkan kemampuan manusia dengan berbagai media komunikasi.
±  Penyajian informasi dan data secara kongkrit.
o    Memungkinkan belajar secara seketika. karena dapat:
±  Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak  dengan realitas yang sifatnya kongkrit.
±  Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan adanya media masa.[3]

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
a)    MEDIA PENDIDIKAN ISLAM
1.    Pengertian alat/media pendidikan
Alat adalah sesuatu yang dipakai untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan media berasal dari bahasa latin yang artinya perantara atau pengantar.
2.    Jenis alat/media pendidikan.
Para ahli telah mengklasifikasikan alat/media pendidikan kepada dua bagian yaitu alat pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat pendidikan yang bukan benda (non materil).
1.      Alat pendidikan yang bersifat benda.
2.      Alat pendidikan yang bukan benda.
Alat  Pendidikan yang bukan berupa benda seperti :
Ø Keteladanan.
Ø Perintah dan larangan.
Ø Ganjaran dan Hukuman.
Ø Pengaruh alat/media dalam pendidikan islam.


b)    SUMBER PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
1   Pengertian sumber pembelajaran.
Yang dimaksud dengan sumber pembelajar ialah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pelajaran terdapat atau asal atau belajar seseorang.
2       Macam-macam sumber belajar.
v Sumber pokok.
v Sumber tambahan.
3      Fungsi dan pemanfaatan sumber belajar.
v Meningkatkan produktifitan pendidikan.
v Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual.
v Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaraan.
v Lebih memantapkan pengajaran.
v Memungkinkan belajar secara seketika.
B.  SARAN
Dari penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi pemulisan maupun isi dari makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA

1.      Al-Qur`an dan Terjemahannya. Mushaf Khadijah. Pustaka Al- Fatih.
2.      Ramayulis. Ilmu pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia.





[1] Al-Qur`an dan Terjemahannya. Mushaf Khadijah. Pustaka Al- Fatih.
[2] Ibid.
[3] Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia.