Minggu, 15 September 2013

HADIST TARBAWI



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Manusia adalah khalifah di muka bumi dengan membawa tugas menggantikan peran Tuhan dalam menegakkan hukum-hukumnya. Maka, manusia diciptakan dengan bentuk yang berbeda dengan makhluq lainnya dan memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu (membaca semua ayat yang Allah turunkan) dan menyebarluaskan ilmu dengan kalam-Nya.
Islam telah memberikan solusi yang terbaik pada permasalahan pendidikan di Indonesia dengan mensinergiskan antara pendidikan Islam dengan pendidikan umum, yakni dengan menciptakan pendidikan yang holistik serta tidak memilah-milah antara ilmu umum dengan ilmu agama, maupun antara pendidikan formal dan non formal, karena esensi pendidikan adalah membentuk sebuah pribadi. Seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan konsep ini diharapkan dapat mewujudkan peserta didik yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual.
B.     TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi yang dibimbing oleh dosen Hendrita, S.Ag, MM serta untuk memahami dan belajar dari keberhasilan kepemimpinan Rasulullah saw.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    PERAN RASULULLAH  SAW
Menurut Michel H. Hart dalam bukunya Raking of 100 Most Influental Person in History, menempatkan nabi Muhammad sebagai urutan pertama dalam daftar orang yang paling berpengaruh dalam sejarah. Selain itu beliau juga merupakan terbesar dari semua reformer, karena telah membawa revolusioner.[1]
Itulah sosok Rasulullah yang sangat dihormati dan diagungkan sepanjang masa. Saat umat dalam kegelapan dan kehilangan pegangan hidupnya Nabi Muhammad Saw datang sebagai rahmatan lil’aamin. Nabi Muhammad Saw melahirkan peradaban baru yang demokratis dan manusiawi. Perjuangan dan model kepemimpinan Nabi Muhammad Saw yang membela rakyat kecil dan mendahulukan kepentingan public, patut kita aplikaskan.
Rasulullah memiliki tujuan yang sangat mulia yakni membebaskan umatnya dari kesulitan dan penderitaan hidup sebagaimana termaktub dalam QS. At-Taubah 128[2] yang artinya;
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Artinya :
“Telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian sendiri. Ia merasa berat melihat penderitaan kalian; dan ia sangat mengharapkan (keimanan dan keselamatan) atas diri kalian; dan ia sangat berbelas kasihan lagi menyayangi orang-orang mukmin.”
Selain sebagai Nabi bagi seluruh umatnya, dalam perkembangan Islam selanjutnya Nabi menduduki peranan yang sangat penting, di antaranya yaitu sebagai berikut :
1.      Nabi Muhammad Saw Sebagai Nabi Dan Rasul
Sebagai Nabi dan rasul, Nabi Muhammad Saw mendakwahkan agama Islam dengan akhlak yang sesuai dengan Al-Qur’an. Sebagiai da’i beliau menunjukkan sifat-sifat sabar, lemah lembut, toleransi, tega dan istiqomah dalam ajaran yang dibawanya, terutama tentang aspek akidah. Beliau juga melakukan aktifitas dakwah dengan dedikasi yang sangat tinggi.
2.      Nabi Muhammad Saw Sebagai Pendiri Bangsa
Nabi Muhammad Saw tidak sekedar sebagai pembaharu masyarakatnya, tetapi Nabi Muhammad Saw juga berperan sebagai pendiri bangsa yang besar. Nabi berjuang pada tahap awal dengan mendrikan sebuah kebangsaan dengan menyatukan para pemeluknya, lalu beliau merancang sebuah imperium yang dibangun berdasarkan kesepakatan dan kerjasama berbagai kelompok yang terkait. Pada saat awal ini, Nabi Muhammad Saw berhasil mendirikan sebuah Negara Madinah, yang semula hanya terdiri dari suatu kelompok masyarakat yang heterogen satu sama yang lainnya saling bermusuhana. Maka dengan hadirnya Nabi Muhammad Saw masyarakat Madinah menjadi bersatu dalam kesatuan Negara Madinah. Selajutnya Nabi Muhammad Saw memberlakukan beberapa ketentuan hukum untuk semua tanpa pengecualian dalam kedudukan yang sama, tidak mengenal perbedaan kedudukan karena nasab, kelas sosial dan lain sebagainya.
3.      Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Masyarakat
Peran Nabi Muhammad Saw dapat kita lihat juga sebagai pemimpin masyarakat ketika beliau sampai di Madinah, beliau berhasil menghapus permusuhan tradisi di antara suku Aus dan Khazraj yang keduanya digabungkan oleh Nabi Muhammad Saw menjadi golongan Anshar. Setelah itu, golongan Anshar ini digabungkan pula dengan orang-orang Quraisy yang datang dari Mekkah dan biasa disebut golongan Muhajirin. Dengan demikian keberhasilan Baginda merupakan tokoh pertama yang menyatukan bangsa Arab yang berasal dari keturunan yang berbeda menjadi satu umat yang kuat dan kokoh. Selain itu, sebagai pemimpin, beliau telah menentukan beberapa hal yang menjamin kesejahteraan masyarakatnya. Antara lain: ibadah, munakahat, jenayah, kenegaraan dan sebagainya.


4.      Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Politik
Keunggulan Nabi Muhammad Saw sebagai pemimpin politik dapat kita lihat dari beberapa hal, antaranya:
·         Menyelesaikan Masalah Perpindahan Hajar Al-Aswad Ke Tempat Asal
Nabi Muhammad Saw menunjukkan citra kepemimpinanya ketika berhasil menyelesaikan masalah yang timbul di kalangan pemimpin bani-bani dalam kabilah Quraisy yang merebutkan hak untuk meletakkan hajarul aswad di tempatnya yang asa di penjuru dinding ka’bah. Peristiwa itu terjadi setelah kota Mekkah dilanda banjir dan sebagiian bangunan ka’bah runtuh. Ketika akan meletakkan hajar aswad ketempat semula yaitu di sudut dinding Ka’bah, bani-bani di Mekkah saling memperebutkannya. Karena batu itu dianggap sangat suci dan mulia sehingga hanya tangan yang mulia dari bani atau suku yang mulia saja yang layak meletakkan batu itu ke tempat semula. Akhrnya mereka memililih Nabi Muhammad Saw sebagai hakim untuk meyelesaikan masalah tersebut. Lalu Nabi Muhammad Saw meletakkan batu tersebut di atas sehelai kain. Setelah itu setiap wakil Bani memegang bagian ujung kain tersebut dan bersama-sama mengangkatnya. Nabi Muhammad Saw sendiri meletakkan batu tersebut ke tempat asalnya di sudut Ka’bah. Solusi dari Nabi Muhammad Saw menyebabkan seuruh pihak yang terlibat konflik itu merasa puas.
·         Membentuk Piagam Madinah
Pada tahun pertama Hijriah Nabi Muhammad Saw brhasil melahirkan piagam Madinah yang merupakan perlembagaan tertulis yang pertama di dunia. Piagam Madinah ini berhasil mewujudkan sebuah Negara Islam yang pertama di dunia yang terdiri dari banyaknya rakyat dan ragam agama. Sesungguhnya perlembagaan ini lebih bersifat satu alat untuk menyelesaikan masalah masyarakat majemuk yang ingin hidup aman dan damai dalam sebuah Negara yang sama. Dengan kata lain, ini adalah teori dan aplikasi toleransi yang pertama  kali di lahirkan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai pioneer sekaligus adanya legitimasi secara tidak langsung dari seluruh masyarakatnya baik yang telah memeluk Islam maupun yang belum.
·         Mengadakan Perjanjian Hudaibiah
Perhanjian Hudaibiah yang diadakan di antara umat Islam Madinah dengan kaum Quraisy Mekah merupakan satu lagi bukti yang menunjukkan bahwa beliau Nabi Muhammad Saw adalah pemimpin yang sangat bijaksana. Tak ada satupun yang menyangkalnya termasuk Sayyidina Umar sendiri bahwa perjanjian Husaibiah yang dianggap kontroversi itu telah memberikan ketegasan pada kaum Quraisy dalam semua bidang. Sebagai buktinya, setelah perjanjian Hudaibiyah, tiga pahlawan unggulan Quraisy yaitu Khalid bin Walid, Amr bin Ash, dan Osman bin Talba memeluk Islam, umat Islam bertambah sebanyak lebih dari lima kali lipat dari dua tahun saja. Serta tewasnya Mekkah tanpa pertumpahan darah dua tahun kemudian. Jelaslah sudah bahwa Nabi Muhammad Saw membuktikan kebijaksanaannya dalam dunia percaturuan politik tanah Arab.
·         Mengadakan Hubungan Diplomat
Walaupun Nabi Muhammad Saw buta huruf, namun beliau membuktikan kualitasnya sebagai seorang pemimpin sebuah kerajaan. Beliau mengadakan hubungan diplomatic dan mengirim utusan-utusan ke berbagai daerah di dalam dan di luar Tanah Arab seperti Habsyah, Farsi Byzantine, Ghassan, Hirah, dan lain sebagainya.
5.      Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Militer
Nabi Muhammad Saw meletakkan akidah, syariat dan akhlak yang mulia sebagai asas kepemimpinannya. Beliau dan sahabatnya menetapkan dasar tertentu semasa perang seperti: tidak memerangi orang lemah, orang tua dan anak-anak serta wanita, tidak memusnahkan harta benda. Beliau juga mengaplikasikan sifat amanah dalam melaksanakan perintah Allah dan juga seluruh umat Islam dalam memimpin. Nabi Muhammad Saw bersifat adil terhadap harta rampasan perang, yaitu dengan membaginya secara rata pada tentara yang turut dalam peperangan dan tidak mengejar musuh yag sudah lari dari medan peperangan. Nabi Muhammad Saw adalah panglima tentara dan ahli strategi. Dengan ilmu dan pengalaman yang luas, beliau berhasil membawa kejayaan kepada tentara Islam.


6.      Nabi Muhammad Saw Sebagai Perancang Ekonomi
System ekonomi yang dikembangkan sebelumya adalah system ekonomi kapitasis dan absolutistic yang berpusat pada suku-suku tertentu. Nabi Muhammad Saw datang untuk  memperkenalkan system ekonomi baru yang menggantikan dasar ekonomi zaman Jahiliah. Beliau menggalakkan icon kerja keras dan rajin dalam bidang perniagaan dan pertanian. Nabi Muhammad Saw telah membangun ekonomi umat Islam seperti menebus blik dan mengolah tanah yang tergadai kepada kaum Yahudi.


B.     HUBUNGAN MAKNA KERASULAN DENGAN PENDIDIKAN
1.      makna kerasulan mengingatkan tentang pentingnya pendidikan akhlak (Substansinya pada Materi pelajaran).
Hal ini dapat dipahami dari misi yang dibawa oleh rasul yang pada intinya adalah pembinaan akhlak. Nabi Muhammad SAW dengan tegas menyatakan “bahwasanya aku diutus kemuka bumi hanyalah untuk menyempurnakan akhlak” . akhlak yang dimaksud disini bukanlah kajian teoritis filosofis tentang etika sebagaimana yang dijumpai dalam kajian mengenai filsafat etika, melainkan contoh perilaku nyata dalam berbagai aspek kehidupan yang disertai dengan nilai-nilai luhur.
2.      makna kerasulan tersebut juga mengingatkan tentang pentingnya mentaati guru. Para rasul yang diutus oleh Allah SWT adalah guru bagi kaumnya.
Allah menyuruh ummat manusia mentaati Rasul ini berarti Allah menyuruh ummat manusia mentaati guru dan jangan sekali-kali menentangnya. Ketaatan kepada guru ini adalah terkait dengan peran guru sebagai agen ilmu pengetahuan, bahkan agen spiritual. Dalam pandangan para ahli pendidikan yang menggunakan paradigma sufistik terdapat kesimpulan bahwa para guru adalah agen spiritual dan agen ilmu dari Allah. Mereka berpendapat bahwa pada hakikatnya ilmu itu berasal dari Allah danpara guru sebagai mediator yang menyampaikan ilmu dari Allah itu kepada manusia.
3.      makna kerasulan tersebut juga mengingatkan tentang pentingnya profesionalisme bagi seorang guru.
Para ahli pendidikan pada umumnya sepakat bahwa seorang guru yang professional adalah guru yang selain menguasai materi pelajaran dengan sebaik-baiknya dan mampu menyampaikan materi pelajaran tersebut secara efektif dan efisien, juga harus memiliki akhlak yang mulia dan berkepribadian mulia. Seorang guru yang harus mengamalkan nilai-nilai luhur yang diajarkan kepada siswanya. Hal yang demikian dapat dipahami dari sikap yang diperlihatkan para Rasul. Mereka itu selain menguasai dengan baik ajaran Allah yang harus disampaikan kepada ummat manusia juga berakhlak mulia. Sikap yang ada pada Rasul itu adalah ciri-ciri profesionalitas bagi seorang guru. Keberhasilan Rasulullah dalam mengemban ajaran Allah itu menunjukan bahwa beliau adalah seorang guru yang professional.
4.      makna kerasulan tersebut juga mengingatkan tentang banyaknya tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang guru.
Ia bukan hanya sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan ajaran-ajaran, melainkan ia juga harus tampil sebagai pengawal moral dan sebagai teladan. Selain itu ia juga harus tampil sebagai reformer, pembaharu, innovator, guru bangsa, pejuang, pekerja keras, wiraswasta, orang tua yang baik dan bertanggung jawab, sahabat yang setia, hakim yang adil, pemimpin yang bijaksana, dan sebagainya.















BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari catatan sejarah sangat jelas bahwa pendidikan yang diajarkan rasulullah sangat membekas dijiwa para shabat, sehingga menjadikan mereka sebagai kekasih Allah swt dan kekasih seluruh umat manusia. Bahkan dua abad setelah rasulullah saw wafat, dunia islam menjadi negara yang paling disegani oleh bangsa-bangsa lain termasuk romawi dn persia sebagai negara dan kerajaan terbesar saat itu mengaku takhluk dibawah pimpinan islam.

B.     SARAN
Dari penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi pemulisanmaupun isi dari makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.







                                                 
DAFTAR PUSTAKA

1.        Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan. 2011. Hadits Tarbawi. Jakarta: Kalam Mulia
2.        Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. PT Sigma Examedia Arkanleema



[1] Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan.2011.Hadits Tarbawi.(Jakarta:Kalam Mulia)  Hal.185
[2] Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. PT Sigma Examedia Arkanleema

Tidak ada komentar:

Posting Komentar