BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Manusia
adalah khalifah di muka bumi dengan membawa tugas menggantikan peran Tuhan
dalam menegakkan hukum-hukumnya. Maka, manusia diciptakan dengan bentuk yang
berbeda dengan makhluq lainnya dan memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu
(membaca semua ayat yang Allah turunkan) dan menyebarluaskan ilmu dengan kalam-Nya.
Islam telah
memberikan solusi yang terbaik pada permasalahan pendidikan di Indonesia dengan
mensinergiskan antara pendidikan Islam dengan pendidikan umum, yakni dengan
menciptakan pendidikan yang holistik serta tidak memilah-milah antara ilmu umum
dengan ilmu agama, maupun antara pendidikan formal dan non formal, karena
esensi pendidikan adalah membentuk sebuah pribadi. Seperti yang telah
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan konsep ini diharapkan dapat
mewujudkan peserta didik yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional
maupun spiritual.
B. TUJUAN
Adapun tujuan
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi
yang dibimbing oleh dosen Hendrita, S.Ag, MM serta untuk memahami dan belajar
dari keberhasilan kepemimpinan Rasulullah saw.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PERAN
RASULULLAH SAW
Menurut
Michel
H. Hart dalam bukunya Raking of 100 Most Influental Person in History, menempatkan
nabi Muhammad sebagai urutan pertama dalam daftar orang yang paling berpengaruh
dalam sejarah. Selain itu beliau juga merupakan terbesar dari semua reformer,
karena telah membawa revolusioner.[1]
Itulah
sosok Rasulullah yang sangat dihormati dan diagungkan sepanjang masa. Saat umat
dalam kegelapan dan kehilangan pegangan hidupnya Nabi Muhammad Saw datang
sebagai rahmatan lil’aamin. Nabi Muhammad Saw melahirkan peradaban baru yang
demokratis dan manusiawi. Perjuangan dan model kepemimpinan Nabi Muhammad Saw
yang membela rakyat kecil dan mendahulukan kepentingan public, patut kita
aplikaskan.
Rasulullah
memiliki tujuan yang sangat mulia yakni membebaskan umatnya dari kesulitan dan
penderitaan hidup sebagaimana termaktub dalam QS. At-Taubah 128[2] yang
artinya;
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا
عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Artinya :
“Telah
datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian sendiri. Ia merasa
berat melihat penderitaan kalian; dan ia sangat mengharapkan (keimanan dan
keselamatan) atas diri kalian; dan ia sangat berbelas kasihan lagi menyayangi
orang-orang mukmin.”
Selain sebagai
Nabi bagi seluruh umatnya, dalam perkembangan Islam selanjutnya Nabi menduduki
peranan yang sangat penting, di antaranya yaitu sebagai berikut :
1. Nabi
Muhammad Saw Sebagai Nabi Dan Rasul
Sebagai Nabi dan
rasul, Nabi Muhammad Saw mendakwahkan agama Islam dengan akhlak yang sesuai
dengan Al-Qur’an. Sebagiai da’i beliau menunjukkan sifat-sifat sabar, lemah
lembut, toleransi, tega dan istiqomah dalam ajaran yang dibawanya, terutama
tentang aspek akidah. Beliau juga melakukan aktifitas dakwah dengan dedikasi
yang sangat tinggi.
2. Nabi
Muhammad Saw Sebagai Pendiri Bangsa
Nabi Muhammad
Saw tidak sekedar sebagai pembaharu masyarakatnya, tetapi Nabi Muhammad Saw
juga berperan sebagai pendiri bangsa yang besar. Nabi berjuang pada tahap awal
dengan mendrikan sebuah kebangsaan dengan menyatukan para pemeluknya, lalu
beliau merancang sebuah imperium yang dibangun berdasarkan kesepakatan dan
kerjasama berbagai kelompok yang terkait. Pada saat awal ini, Nabi Muhammad Saw
berhasil mendirikan sebuah Negara Madinah, yang semula hanya terdiri dari suatu
kelompok masyarakat yang heterogen satu sama yang lainnya saling bermusuhana. Maka
dengan hadirnya Nabi Muhammad Saw masyarakat Madinah menjadi bersatu dalam
kesatuan Negara Madinah. Selajutnya Nabi Muhammad Saw memberlakukan beberapa
ketentuan hukum untuk semua tanpa pengecualian dalam kedudukan yang sama, tidak
mengenal perbedaan kedudukan karena nasab, kelas sosial dan lain sebagainya.
3. Nabi
Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Masyarakat
Peran
Nabi Muhammad Saw dapat kita lihat juga sebagai pemimpin masyarakat ketika
beliau sampai di Madinah, beliau berhasil menghapus permusuhan tradisi di antara
suku Aus dan Khazraj yang keduanya digabungkan oleh Nabi Muhammad Saw menjadi
golongan Anshar. Setelah itu, golongan Anshar ini digabungkan pula dengan
orang-orang Quraisy yang datang dari Mekkah dan biasa disebut golongan
Muhajirin. Dengan demikian keberhasilan Baginda merupakan tokoh pertama yang
menyatukan bangsa Arab yang berasal dari keturunan yang berbeda menjadi satu
umat yang kuat dan kokoh. Selain itu, sebagai pemimpin, beliau telah menentukan
beberapa hal yang menjamin kesejahteraan masyarakatnya. Antara lain: ibadah,
munakahat, jenayah, kenegaraan dan sebagainya.
4. Nabi
Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Politik
Keunggulan
Nabi Muhammad Saw sebagai pemimpin politik dapat kita lihat dari beberapa hal,
antaranya:
·
Menyelesaikan Masalah Perpindahan Hajar
Al-Aswad Ke Tempat Asal
Nabi
Muhammad Saw menunjukkan citra kepemimpinanya ketika berhasil menyelesaikan
masalah yang timbul di kalangan pemimpin bani-bani dalam kabilah Quraisy yang
merebutkan hak untuk meletakkan hajarul aswad di tempatnya yang asa di penjuru
dinding ka’bah. Peristiwa itu terjadi setelah kota Mekkah dilanda banjir dan
sebagiian bangunan ka’bah runtuh. Ketika akan meletakkan hajar aswad ketempat
semula yaitu di sudut dinding Ka’bah, bani-bani di Mekkah saling
memperebutkannya. Karena batu itu dianggap sangat suci dan mulia sehingga hanya
tangan yang mulia dari bani atau suku yang mulia saja yang layak meletakkan
batu itu ke tempat semula. Akhrnya mereka memililih Nabi Muhammad Saw sebagai
hakim untuk meyelesaikan masalah tersebut. Lalu Nabi Muhammad Saw meletakkan
batu tersebut di atas sehelai kain. Setelah itu setiap wakil Bani memegang
bagian ujung kain tersebut dan bersama-sama mengangkatnya. Nabi Muhammad Saw
sendiri meletakkan batu tersebut ke tempat asalnya di sudut Ka’bah. Solusi dari
Nabi Muhammad Saw menyebabkan seuruh pihak yang terlibat konflik itu merasa
puas.
·
Membentuk Piagam Madinah
Pada
tahun pertama Hijriah Nabi Muhammad Saw brhasil melahirkan piagam Madinah yang
merupakan perlembagaan tertulis yang pertama di dunia. Piagam Madinah ini
berhasil mewujudkan sebuah Negara Islam yang pertama di dunia yang terdiri dari
banyaknya rakyat dan ragam agama. Sesungguhnya perlembagaan ini lebih bersifat
satu alat untuk menyelesaikan masalah masyarakat majemuk yang ingin hidup aman dan
damai dalam sebuah Negara yang sama. Dengan kata lain, ini adalah teori dan
aplikasi toleransi yang pertama kali di lahirkan oleh Nabi Muhammad Saw
sebagai pioneer sekaligus adanya legitimasi secara tidak langsung dari seluruh
masyarakatnya baik yang telah memeluk Islam maupun yang belum.
·
Mengadakan Perjanjian Hudaibiah
Perhanjian
Hudaibiah yang diadakan di antara umat Islam Madinah dengan kaum Quraisy Mekah
merupakan satu lagi bukti yang menunjukkan bahwa beliau Nabi Muhammad Saw
adalah pemimpin yang sangat bijaksana. Tak ada satupun yang menyangkalnya
termasuk Sayyidina Umar sendiri bahwa perjanjian Husaibiah yang dianggap
kontroversi itu telah memberikan ketegasan pada kaum Quraisy dalam semua
bidang. Sebagai buktinya, setelah perjanjian Hudaibiyah, tiga pahlawan unggulan
Quraisy yaitu Khalid bin Walid, Amr bin Ash, dan Osman bin Talba memeluk Islam,
umat Islam bertambah sebanyak lebih dari lima kali lipat dari dua tahun saja.
Serta tewasnya Mekkah tanpa pertumpahan darah dua tahun kemudian. Jelaslah sudah
bahwa Nabi Muhammad Saw membuktikan kebijaksanaannya dalam dunia percaturuan
politik tanah Arab.
·
Mengadakan Hubungan Diplomat
Walaupun
Nabi Muhammad Saw buta huruf, namun beliau membuktikan kualitasnya sebagai
seorang pemimpin sebuah kerajaan. Beliau mengadakan hubungan diplomatic dan
mengirim utusan-utusan ke berbagai daerah di dalam dan di luar Tanah Arab
seperti Habsyah, Farsi Byzantine, Ghassan, Hirah, dan lain sebagainya.
5. Nabi
Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Militer
Nabi
Muhammad Saw meletakkan akidah, syariat dan akhlak yang mulia sebagai asas
kepemimpinannya. Beliau dan sahabatnya menetapkan dasar tertentu semasa perang
seperti: tidak memerangi orang lemah, orang tua dan anak-anak serta wanita,
tidak memusnahkan harta benda. Beliau juga mengaplikasikan sifat amanah dalam
melaksanakan perintah Allah dan juga seluruh umat Islam dalam memimpin. Nabi
Muhammad Saw bersifat adil terhadap harta rampasan perang, yaitu dengan
membaginya secara rata pada tentara yang turut dalam peperangan dan tidak
mengejar musuh yag sudah lari dari medan peperangan. Nabi Muhammad Saw adalah
panglima tentara dan ahli strategi. Dengan ilmu dan pengalaman yang luas,
beliau berhasil membawa kejayaan kepada tentara Islam.
6. Nabi
Muhammad Saw Sebagai Perancang Ekonomi
System
ekonomi yang dikembangkan sebelumya adalah system ekonomi kapitasis dan
absolutistic yang berpusat pada suku-suku tertentu. Nabi Muhammad Saw datang
untuk memperkenalkan system ekonomi baru yang menggantikan dasar ekonomi
zaman Jahiliah. Beliau menggalakkan icon kerja keras dan rajin dalam bidang
perniagaan dan pertanian. Nabi Muhammad Saw telah membangun ekonomi umat Islam
seperti menebus blik dan mengolah tanah yang tergadai kepada kaum Yahudi.
B. HUBUNGAN
MAKNA KERASULAN DENGAN PENDIDIKAN
1.
makna kerasulan mengingatkan tentang pentingnya
pendidikan akhlak (Substansinya pada Materi pelajaran).
Hal ini dapat dipahami dari misi yang dibawa oleh rasul yang pada intinya
adalah pembinaan akhlak. Nabi Muhammad SAW dengan tegas menyatakan “bahwasanya
aku diutus kemuka bumi hanyalah untuk menyempurnakan akhlak” . akhlak yang
dimaksud disini bukanlah kajian teoritis filosofis tentang etika sebagaimana
yang dijumpai dalam kajian mengenai filsafat etika, melainkan contoh perilaku
nyata dalam berbagai aspek kehidupan yang disertai dengan nilai-nilai luhur.
2.
makna kerasulan tersebut juga mengingatkan tentang
pentingnya mentaati guru. Para rasul yang diutus oleh Allah SWT adalah guru
bagi kaumnya.
Allah menyuruh ummat manusia mentaati Rasul ini berarti Allah menyuruh
ummat manusia mentaati guru dan jangan sekali-kali menentangnya. Ketaatan
kepada guru ini adalah terkait dengan peran guru sebagai agen ilmu pengetahuan,
bahkan agen spiritual. Dalam pandangan para ahli pendidikan yang menggunakan
paradigma sufistik terdapat kesimpulan bahwa para guru adalah agen spiritual
dan agen ilmu dari Allah. Mereka berpendapat bahwa pada hakikatnya ilmu itu
berasal dari Allah danpara guru sebagai mediator yang menyampaikan ilmu dari
Allah itu kepada manusia.
3.
makna kerasulan tersebut juga mengingatkan tentang
pentingnya profesionalisme bagi seorang guru.
Para ahli pendidikan pada umumnya sepakat bahwa seorang guru yang
professional adalah guru yang selain menguasai materi pelajaran dengan
sebaik-baiknya dan mampu menyampaikan materi pelajaran tersebut secara efektif
dan efisien, juga harus memiliki akhlak yang mulia dan berkepribadian mulia.
Seorang guru yang harus mengamalkan nilai-nilai luhur yang diajarkan kepada
siswanya. Hal yang demikian dapat dipahami dari sikap yang diperlihatkan para
Rasul. Mereka itu selain menguasai dengan baik ajaran Allah yang harus
disampaikan kepada ummat manusia juga berakhlak mulia. Sikap yang ada pada
Rasul itu adalah ciri-ciri profesionalitas bagi seorang guru. Keberhasilan
Rasulullah dalam mengemban ajaran Allah itu menunjukan bahwa beliau adalah
seorang guru yang professional.
4.
makna kerasulan tersebut juga mengingatkan tentang
banyaknya tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang guru.
Ia bukan hanya sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan ajaran-ajaran,
melainkan ia juga harus tampil sebagai pengawal moral dan sebagai teladan.
Selain itu ia juga harus tampil sebagai reformer, pembaharu, innovator, guru
bangsa, pejuang, pekerja keras, wiraswasta, orang tua yang baik dan bertanggung
jawab, sahabat yang setia, hakim yang adil, pemimpin yang bijaksana, dan
sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
catatan sejarah sangat jelas bahwa pendidikan yang diajarkan rasulullah sangat
membekas dijiwa para shabat, sehingga menjadikan mereka sebagai kekasih Allah
swt dan kekasih seluruh umat manusia. Bahkan dua abad setelah rasulullah saw
wafat, dunia islam menjadi negara yang paling disegani oleh bangsa-bangsa lain
termasuk romawi dn persia sebagai negara dan kerajaan terbesar saat itu mengaku
takhluk dibawah pimpinan islam.
B. SARAN
Dari
penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik
dari segi pemulisanmaupun isi dari makalah ini. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan.
2011. Hadits Tarbawi. Jakarta: Kalam Mulia
2.
Departemen
Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. PT Sigma Examedia Arkanleema
Tidak ada komentar:
Posting Komentar