BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Kemampuan berpikir secara analitis dan konseptual adalah berkaitan dengan
kemampuan mental atau kognitif seseorang. Mereka juga mengkategorikan
kompetensi kedalam dua bagian, yaitu Threshold competences dan differentiating competence.
Threshold competences adalah karakteristik esensial (biasanya pengetahuan atau
kemampuan dasar, seperti kemampuan membaca) yang seseorang butuhkan untuk
menjadi efektif dalam suatu pekerjaan, tetapi bukan untuk membedakan pelaku
superior dari yang rata-rata.
Perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi lainnya adalah terletak
pada tugas dan tanggungjawabnya. Tugas dan tanggung jawab tersebut erat
kaitannya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk memangku profesi tersebut.
Kemampuan dasar tersebut tidak lain adalah kompetensi guru. Kompetensi guru
merupakan gambaran hakikat kualitatif dari prilaku guru atau tenaga
kependidikan yang tampak sangat berarti
B. TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Desain Pembelajaran PAI yang dibimbing oleh dosen Ibuk
Zulhaini, serta untuk memahami bagaimana seorang guru yang frofesional dalam
mendesain pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEMAMPUAN
GURU DALAM MENDESAIN PELAJARAN
Kemampuan adalah merujuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang
bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilakunya. lebih lanjut Spencer and
Spencer membagi lima karakteristik kompetensi sebagai berikut :
- Motif
Motif adalah sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang menyebabkan
sesuatu. Contohnya, orang yang termotivasi dengan prestasi akan mengatasi
segala hambatan untuk mencapai tujuan dan bertanggungjawab melaksanakannya.
- Sifat
Sifat adalah karakteristik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi atau
informasi. Contoh penglihatan yang baik adalah kompetensi sifat fisik bagi
seorang pilot. Begitu halnya dengan control diri emosional dan inisiatif adalah
lebih kompleks dalam merespon situasi secara konsisten.
Konsep diri adalah sikap, nilai dan image diri seseorang. Contoh,
kepercayaan diri. Kepercayaan atau keyakinan seseorang agar dia menjadi efektif
dalam semua situasi adalah bagian dari konsep diri.
- Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi yang seseorang miliki bidang tertentu. Contoh,
pengetahuan ahli bedah terhadap urat syaraf dalam tubuh manusia.
- Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas–tugas yang berkaitan
dengan fisik dan mental. Contoh kemampuan fisik adalah keterampilan programmer
computer untuk menyusun data secara beraturan.
Kemampuan berpikir secara analitis dan konseptual adalah berkaitan dengan
kemampuan mental atau kognitif seseorang. Mereka juga mengkategorikan
kompetensi kedalam dua bagian, yaitu Threshold competences dan differentiating
competence. Threshold competences adalah karakteristik esensial (biasanya
pengetahuan atau kemampuan dasar, seperti kemampuan membaca) yang seseorang
butuhkan untuk menjadi efektif dalam suatu pekerjaan, tetapi bukan untuk
membedakan pelaku superior dari yang rata-rata.
Perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi lainnya adalah terletak
pada tugas dan tanggungjawabnya. Tugas dan tanggung jawab tersebut erat
kaitannya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk memangku profesi tersebut.
Kemampuan dasar tersebut tidak lain adalah kompetensi guru. Kompetensi guru
merupakan gambaran hakikat kualitatif dari prilaku guru atau tenaga
kependidikan yang tampak sangat berarti. Prilaku disini merujuk bukan hanya
pada prilaku nyata, tetapi juga meliputi hal–hal yang tidak tampak. Barlow
mengemukakan bahwa kemampuan guru adalah kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajibannya secara bertanggungjawab dan layak.
Dengan demikian, kemampuan guru merupakan kapasitas internal yang dimiliki
guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Tugas professional guru bisa diukur
dari seberapa jauh guru mendorong proses pelaksanaan pembelajaran yang efektif
dan efisien.
Cooper, dalam Sudjana, mengemukakan empat kompetensi guru yakni :
- Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkahlaku manusia
- Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya.
- Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang studi yang dibinanya
- Mempunyai keterampilan teknik mengajar.
Sedangkan hal lain yang harus dikuasai seorang guru, yaitu sebagai berikut
:
- menguasai bahan pelajaran
- kemampuan mendiagnosis tingkahlaku siswa
- kemampuan melaksanakan proses pengajaran
- kemampuan mengukur hasil belajar siswa.
Sementara Nana Sudjana telah membagi kompetensi guru dalam tiga bagian,
yaitu sebagai berikut;
- Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkahlaku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa dan pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa dan pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya.
- Kompetensi bidang sikap artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas dan profesinya. misalnya, sikap menghargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman profesinya dan memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.
- Kompetensi prilaku / performance artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan / berprilaku seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat Bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan administrasi kelas dan lain-lain.
Menurut Crow and Crow kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran
meliputi:
- Penguasaan subjek-materi yang akan diajarkan.
- Keadaan fisik dan kesehatannya .
- Sifat–sifat pribadi dan control emosinya.
- Memahami sifat–sifat dan perkembangan manusia.
- Pengetahuan dan kemampuannya untuk menerapkan prinsip–prinsip belajar.
- Kepekan dan aspirasinya terhadap perbedaan kebudayaan, agama dan etnis.
- Minatnya terhadap perbaikan professional dan pengayaan cultural yang terus–menerus dilakukan.
B. PENTINGNYA
MENDESAIN PEMBELAJARAN
Perencanaan itu ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta,
imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi
dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan
prilaku dalam batas-batas yang diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.
Perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan
bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan,
penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber. Bagai mana seharusnya
mengacu pada masa yang akan datang.
Sementara itu definisi yang lain tentang perencanaan dirumuskan sangat
pendek, yaitu perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisifasi dan
menyeimbangkan perubahan. Makna perencanaan disini adalah usaha mengubah
organisasi agar sejalan dengan perubahan lingkungannya.
Ketiga definisi yang telah dikemukakan di atas memperlihatkan rumusan dan
tekanan yang berbeda. Yang satu mencari wujud yang akan datang serta usaha
untuk mencapainya, yang lain menghilangkan kesenjangan antara keadaan sekarang
dan keadaan masa mendatang, dan yang satu lagi mengubah keadaan agar sejalan
dengan keadaan lingkungan yang juga berubah. Meskipun demikian pada hakikatnya
ketiganya adalah bermakna sama, yaitu sama-sama ingin mencari dan mencapai
wujud yang akan datang, tetapi yang pertama dan yang kedua tidak dinyatakan
secara eksplisit bahwa wujud yang dicari itu akibat terjadinya peubahan,
termasuk dalam perubahan cita-cita.
Berdasarkan rumusan diatas, maka dapat dibuat suatu rumusan baru tentang
apa itu perencanaan, yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat suatu
kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang
antisifatip guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan
tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas,
dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan
pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut. Untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
- Parbaikan Kualitas Pembelajaran.
- Pembelajaran yang dirancang dengan system.
- Desain pembelajaran yang mengacu pada bagimana seseorang belajar.
- Desain pembelajaran diacukan pada siswa perorangan.
- Desain pembelajaran harus diacuhkan pada tujuan.
- Desain pembelajaran diarahkan pada kemudahan belajar.
- Desain pembelajaran melibatkan variable pembelajaran.
- Desain pembelajaran penetapan metode untuk mencapai tujuan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas,
dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan
pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut. Untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
- Parbaikan Kualitas Pembelajaran.
- Pembelajaran yang dirancang dengan system.
- Desain pembelajaran yang mengacu pada bagimana seseorang belajar.
- Desain pembelajaran diacukan pada siswa perorangan.
- Desain pembelajaran harus diacuhkan pada tujuan.
- Desain pembelajaran diarahkan pada kemudahan belajar.
- Desain pembelajaran melibatkan variable pembelajaran.
- Desain pembelajaran penetapan metode untuk mencapai tujuan.
B. SARAN
Dari penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun isi dari makalah ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ramayulis. Ilmu pendidikan Islam.
Jakarta : Kalam Mulia.
2. http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-penting-mendesain-pembelajaran.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar